Mengenal Lebih Dekat KEK Bukit Asam Yang Segera Dibangun

PLTU Mulut Tammbang Sumsel 8/ Foto: PT Bukit Asam

Muaraenim, Kabarserasan.com—PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul dan Tanjung Agung, di atas areal yang dalam persiapan seluas sekitar 1.500 hektare.

Pelaksanaan pembangunannya, PTBA menggandeng PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indoesia (Persero) dan Chandra Asri Petrochemical Tbk, dengan kebutuhan biaya berkisar US$ 1 miliar sampai US$ 1,5 miliar.

Dikutip dari pernyataan Direktur Utama PTBA, Arviyan Arivin kepada media di beberapa kesempatan, kawasan yang disiapkan itu oleh PTBA diberi nama Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE), yang lokasinya berada di mulut tambang batubara Tanjung Enim, berada satu lokasi dengan PLTU Sumsel 8.

Salah satu rencana yang disiapkan PTBA adalah membangun hilirisasi batubara, berupa pabrik pengolahan gasifikasi berbahan dasar hasil tambang tersebut, dan diharapkan mulai terlaksana akhir tahun 2018.

“Ke depan, kita bisa menghasilkan pupuk dan LPG agar harga jual ke masyarakat lebih murah. Seperti kita ketahui, saat ini kita sangat tergantung dengan impor LPG dan itu memakan devisa. Selain itu (hasil dari pabrik gasifikasi ini) bisa dibuat pupuk,” papar Arviyan, kepada media di Jakarta pertengahan September 2018 lalu.

Pembangunan pabrik ini bisa ditaksir memakan waktu 2,5 tahun. Kerjasama PTBA dengan perusahaan lain yang akan terlibat dalam pembangunannya, sudah ditandatangani. Arviyan yakin, jika semua rencana itu terlaksana, KEK Bukit Asam yang akan dibangun itu akan menjadi industri hilirisasi batubara pertama dan terbesar di Indonesia.

Arviyan memperhitungkan, pabrik gas dan pukul yang diharapkan mulai beroperasi di tahun 2022 ini, akan dapat memenuhi kebutuhan pasar sebesar 500.000 ton urea per tahun, 400.000 ton gas Dimethyl Ether (DME, sebagai pengganti LPG) per tahun dan 450.000 ton Polypropylene (sejenis plastik yang tidak berbaudan tahan terhadap bahan kimia pelarut) per tahun.

Dengan target pemenuhan kebutuhan sebesar itu, diperkirakan kebutuhan batubara sebagai bahan baku sebesar 9 juta ton per tahun termasuk untuk mendukung kebutuhan batubara bagi pembangkit listriknya.

Lalu di mana relevansi keuntungan yang bisa didapat Kabupaten Muara Enim, dari pembangunan dan keberadaan KEK Bukit Asam ini nanti? Tentu saja keuntungan yang akandidapat kabupaten ini banyak sekali, dalam kaitan aspek ekonimi yang akan didapat. Yang paling mudah dilihat, jika semua rencana ini berjalan, akan banyak tenaga kerja lokal terserap. Menurut kabar, dalam pembangunannya, dibutuhkan hampir sekitar 50 ribu tenaga kerja.

Keberadaan KEK Bukit Asam juga dipastikan akan memicu pertumbuhan investasi daerah ini, karena sebagai sebuah kawasan dengan keunggulan geoekonomi dan letaknya yang strategis serta berbagai fasilitas yang melengkapinya, akan memancing minat investor datang, terutama di bidang industri dan perdagangan.

Karena itu bisa dipahami, rencana pembangunan KEK Bukit Asam ini mendapat sambutan positif dan antusias, seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Muara Enim, termasuk Bupati Muara Enim yang baru, Ir H Ahmad Yani MM.

“Kami akan dukung penuh, apa yang diperlukan, akan kita siapkan. Karena kami yakin damak positifnya akan sangat dirasakan Kabupaten Muara Enim, paling tidak serapan tenaga kerjanya,” ujar Yani saat ditmui di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Sejumlah pertemuan kini gencar dilakukan PTBA, dengan pihak terkait, termasuk Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian BUMN dan Kementerian PUPR, di Jakarta. Demikian juga dengan Pemerintah Kabupaten Muara Enim,

Ditemui usai pertemuan membahas masalah KEK Bukit Asam di kantornya 18 April 2018 lalu, Dr Ir Abdul Nadjib yang saat itu menjabat Kepala bappeda Kabupaten Muara Enim menyatakan, denghan adanya KEK Batubara ini nanti, akan dapat meningkatkan kelayakan program strategis yang pada gilirannya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Sumatra Selatan, serta mendorong pertumbuhan perekonomian nasional

Menurut Nadjib, rencana pembangunan KEK Bukit Asam ini nantinya akan menyerap 10 ribu tenaga kerja di tahap konstruksi awal dan lebih dari 50 ribu tenaga kerja pada tahap operasional, dan akan mendorong pengembangan industri lanjutan.

Pemerintah Muara Enim sangat mendukung rencana Pemerintah Pusat ini karena menurutnya, sangat sinergis dengan prioritas pembangunan nasional lainya, seperti pembangunan jalan tol Palindra (Palembang-Indralaya)-Muara Enim-Lahat-Bengkulu, yang pembangunannya tidak akan lama lagi.

Karena itu, lanjut Nadjib, Pemerintah Kabupaten Muara Enim sudah mengakomodir rencana pembangunan KEK Bukit Asam ini dalam rencana tata ruang dan wilayah dan dalam RPJMD Kabupaten Muara Enim tahun 2018-2023, termasuk rencana PTBA melakukan pembangunan tahap awalnya di areal seluas 600 hektare.(Jun)

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here