Permainan Tradisional Buntang Kaleng yang Nyaris Dilupakan

Permainan Buntang kaleng/ Foto: Azhari Sultan

Jambi, Kabarserasan.com—Di jaman serba digital sekarang ini, aneka permainan tradisional nyaris sudah banyak ditinggalkan dan masyarakat beralih ke aneka permainan yang tersaji dengan berbasis teknologi.

Begitu pun di Provinsi Jambi, salah satunya permainan Buntang Kaleng, yang dulu sangat popular dan disukai masyarakat setempat.

Memperingati HUT Provinsi Jambi ke 60, permainan tradisional ini kembali dimunculkan, seperti terlihat Jumat (06/01/2017) di SMP 1, Kota Jambi di kawasan Pasar. Ratusan siswa diajak memainkan lagi permainan secara berkelompok ini.

“Untuk mengingat kita pada permainan tempo doeloe yang sudah usang pada generasi sekarang. Jangan sampai permainan ini punah oleh generasi terkini yang tahunya permainan digital,” ujar Nanang, Kepala Sekolah SMP 1, Jumat (06/01/2016).

Selain itu, kegiatan ini juga dalam rangka memeriahkan HUT Provinsi Jambi ke 60 tahun dengan tajuk “Sehari Bermain Dalam Permainan Tradisional”.

Menariknya permainan tradisional ini, sambung Nanang, selalu lebih dari satu orang, sehingga menimbulkan kekompakan dan sportivitas bagi yang memainkannya.

“Disaat mereka menerima kekalahan, akan terbangun sikap integritas. Lihatlah mereka sangat asik bermain dan terlihat kompak,” tuturnya.

Permainan Lompat Tali
Permainan Lompat Tali

Dalam kegiatan ini, selain Buntang Kaleng, sedikitnya ada 13 permainan tempo doeloe lainnya yang dimainkan ratusan murid ini, diantaranya permainan yakni Lompat Karet, Yeye, Gasingan, Enggrang, Pecah Piring dan Kelereng.

“Yang menarik adalah permainan buntang kaleng, karena permainan asli orang Jambi. Buntang tu berarti bekas, jadi artinya permainan kaleng bekas yang disusun rapi, kemudian siapa peserta yang bisa merubuhkannya dialah yang menang. Sementara yang kalah, biasanya dapat sangsi menggendong pemenangnya keliling lapangan,” urai Nanang.

Menurutnya, tujuan digelarnya permainan tradisional ini untuk memupuk rasa gotong royong, dan semangat revolusi mental sesama siswa sejak dini.

Ide ini sendiri didapat dari para siswa yang sudah bosan bermain digital. “Permainan tradisional ini sungguh menarik, bisa membuat keluar keringat. Jadi sekalian olahraga,” kata Putri, siswi kelas IX.

Dia berharap, pemerintah bisa menghidupkan kembali permainan tradisional agar kebersamaan mereka terjalin dengan baik. (azi)

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here