Meidi Rafiandi Tingkatkan Pendapatan Masyarakat dengan Sampah

Meidi mengajak masyarakat untuk mengelola sampah dari sumbernya, yakni rumah tangga. ” Ketika sampah itu sudah dikelompokkan atau diklasifikasikan maka akan kita apresiasi dengan buku tabungan. ” Artinya mereka mendapatka nilai yang dikumpulkan melalui tabungan yang bisa diambil kapan saja,” kata Meidi kepada Kabarserasan.com beberapa waktu lalu.

Kemudian sampah rumah tangga dari masyarakat ini dikelola lagi selain dijual. ” Ada yang jadi kerajinan atau di bikin bahan bakar. Yang bisa dibikin bahan bakat adalah sampah plastik. Kita tahu yang jadi masalah sekarang ini adalah sampah plastik, dari kantong kresek, bekas mie instan, stereofoam itu menjadi masalah, karena tidak bisa hancur dengan sendirinya,” jelasnya.


Komunitas Bank Sampah ini sudah melakukan pelatihan untuk masyarakat di Kecamatan Lawang Kidul. ” Kita memberikan edukasi bahwa sampah plastik itu bisa diolah menjadi bahan bakar dan Alhamdulillah berhasil,” tutunya.

Untuk meningkatkan kegiatan ini, kelompok Bank Sampah Barokah ini mencari pendana untuk membiayai kegiatan ini sehingga benar-benar bisa meningkatkan perkonomian masyarakat.
Disamping itu, juga bisa menjaga lingkungan dan kesehatan bagi masyarakat itu sendiri. Kagiatan ini berdampak positif, pertama secara ekonomi, sosial, kesehatan dan lingkungan bagi masyarakat.

” Bisa dibayangkan jika sampah sudah dikelola dalam rumah tangga masing-masing. artinya kita usah susah-susah lagi membangun TPA. Karena sampah sudah dikelola dari sumbernya, baik sampah organik maupun anorganik,” paparnya.

Meidi mengungkapkan, setelah enam bulan berjalan Bank Sampah ini sudah membina 13 bank sampah yang berlokasi di kecamatan Lawang Kidul dan Tanjung Agung. dan saat ini sudah 800 kk yang menabung melalaui sampah.

Sampah yang dihasilkan perbulan mencapai 10 ton yang anorganik, sedangkan yang organik mencapai 8n ton. ” Artinya kegiatan ini luarbiasa bila bisa dikembangkan diseluruh desa nantinya,” harap Meidi

Kedepan dia berencana membangun koperasi untuk menampung sampah-sampah ini. Sehingga masyarakat yang menyetor sampahnya bisa menukarkan uang tabungannya dengan sembako atau uang tunai.

” Dan Alahmdulillah kepala desa sudah banyak yang mengerti, merekakan punya dana desa, dengan dana desa itu mereka sudah membuat program untuk pengelolaan sampah,’ kata Meidi.

Prinsipnya Komunitas ini hanya menjembatani, memberikan wawasan dan berbagi ilmu kepada masyarakat.” Kalau masyarakat membutuhkan bantuan kami akan datang,” tegasnya.

Sementara Ketua Komunitas Muara Enim Hijau Ganef Asmara NL  menyatakan sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan Meidi.

Menurut Ganef, sampah rumah tangga nerupakan salah satu penyebab terbesar dalam merusak lingkungan. ” Rata-rata masyarakat kita masih terbiasa membuang sampah sembarangan,” jelas Ganef.

Kebiasaan buruk ini disebabkan masih rendahnya pola pikir masyarakat terhadap lingkungan, ” Karena itu, sebagai pemerhati lingkungan, saya sangat mendukung kegiatan ini. Karena membuka mata masyarakat untuk lebih perduli lingkungan,” ujarnya.

Namun Ganef berpesan, agar kegiatan ini jangan hanya bagus diawal namun seiring jalannya waktu justru abai.

Ganef berharap, kegiatan ini menjadi konsentrasi semua pihak khususnya Pemkab Muara Enim. ” Saya berharap kegiatan ini betul-betul didukung oleh pemkab. Pemerintah sebagai fasilitator dan mas Meidi sebagai orang yang punya ide cemerlang, ayo serius,” kata dia.

Penulis: Khairul Amri
Editor: Amr

 

 

 

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here