Warga Lubai, Sulap Limbah Plastik Jadi Uang

“Kerajinan tangan yang kami buat dari limbah plastik, seperti bekas minuman ale ale, teh gelas dan jenis lainnya,” jelas Birmansyah. Menurutnya, kerajinan tangan menggunakan limbah plastik itu, awalnya dilakukan secara perorangan. Namun sejak beberapa pekan lalu, telah terbentuk 3 kelompok  pengerajin. Sejak adanya kerajinan ini, kata dia membuat desa mereka bersih dari limbah plastik.

Untuk membuat tas maupun yang lainnya membutuhkan waktu 1-3 hari. Namun jika ada pemesanan, terkadang bisa diselesaikan dalam waktu satu hari. Kegiatan kerajinan ini, lanjutnya, dilakukan masyarakat secara otodidak tanpa melalui instruktur yang mengajarnya.

Ditengah mulai berkembangnya usaha kerajinan tersebut, para pengerajin dihadapkan dengan kesulitan bahan baku dan pemasaran.

“Kita mengalami kesulitan bahan baku limbah plastik. Terkadang harus membeli dengan pemulung yang harganya cukup mahal berkisar Rp 50-60 ribu/karung.  Selain itu, kerajinan yang dihasilkan baru di pasarkan di sekitar desa saja.

Para pengrajin ini berharap ada bantuan modal dan pemasaran dari pemerintah, agar usaha mereka mampu berkembang serta lebih meluaskan jangkauan pemasarannya. (Me)

Berita lain:
Ratusan ayam Mati Mendadak di Tanjung Agung
Warga Minta Bengkel Motor Ditertibkan
Tim Gabungan Tertibkan Atribut Caleg di Muara Enim
Ketua PGRI dan Istri Muda Saling Laporkan Ke Polisi

 

 

 

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here