Di Kota Jambi, 8 Orang Meninggal Dunia Karena DBD

Wali Kota Jambi Syarif Fasha. Kabarserasan.com/azi

Jambi, Kabarserasan.com — Hingga awal November 2020 ini, warga Kota Jambi ada sebanyak 691 kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD). Sedangkan yang meninggal dunia mencapai 8 orang.

Ini dibenarkan Wali Kota Jambi Syarif Fasha saat dihubungi. “Selama 10 bulan ini, dari Januari hingga akhir Oktober ini jumlah pasien DBD di Kota Jambi mencapai 691 pasien dan meninggal dunia 8 orang,” ujarnya, Senin (2/11/2020).

Diakuinya, sejak pandemi Covid-19 pihaknya fokus ke penanganan Covid-19. Namun demikian, lanjutnya, pihaknya sudah menginstruksikan pihak kelurahan, kecamatan dan puskesmas agar fokus fogging.

“Kemarin, pihak kelurahan, kecamatan dan puskesmas tetap fokus fogging. Karena masing-masing sudah memiliki mesin fogging. Jadi selain menganani Covid-19 juga menangani DBD. Jadi bisa kita tekan,” tandas Fasha.

Dari data yang didapat, data pada pertengahan tahun ini, ada 616 kasus DBD terjadi di Kota Jambi sejak Januari hingga awal Juni 2020. Sedangkan 8 orang meninggal dunia.

Dibandingkan tahun sebelumnya, kasus DBD tahun ini lebih tinggi. Pada 2019 lalu, periode 1 tahun, total penderita DBD di Kota Jambi ada sebanyak 634 orang dan jumlah yang meninggal sebanyak 10 orang.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi, Ida Yuliati menjelaskan beberapa langkah dalam upaya penekanan angka DBD di Kota Jambi. Di antaranya, pihaknya melakukan penyemprotan sekitar rumah warga yang terserang DBD.

Disamping itu, dia juga meminta warga untuk tetap waspada, terlebih saat ini sering hujan. Pasalnya, kebersihan lingkungan paling utama untuk diperhatikan agar tidak bersarang nyamuk DBD.

“Jangan sampai ada genangan air di sekitar rumah, atau ada sampah yang berisi genangan air. Lingkungan seperti itu yang membuat nyamuk bersarang,” tutur Ida.

Dia menambahkan, bagi warga yang merasa demam sudah 3 hari untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas atau klinik terdekat.

Menurutnya, gejala penyakit DBD terjadi demam selama tiga hari berturut-turut, lalu pada hari keempat menurun, dan hari ke lima masuk ke fase shock.

“Kalau panasnya sudah turun belum tentu itu demam sudah sembuh. Bisa jadi karena DBD. Biasanya ditandai pada anak-anak tubuhnya lemas, tidak ada tenaga, dan keringat dingin,” imbuhnya.

Diakuinya, karena saat ini sedang pandemi virus corona, diminta agar pasien yang berobat agar memberikan keterangan yang jelas tentang kronologi penyakit kepada pihak puskesmas atau klinik kesehatan.

“Ini dilakukan agar pihak puskesmas dapat mendiagnosa dengan jelas, dan fokus dengan pemeriksaan fisik,” tukas Ida.

Penulis: Azhari
Ediyor: Amr

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here