Menderita Tumor, Seniman Melayu Jambi ini Butuh Bantuan

Saidin, Seniman Melayu Jambi Butuh Bantuan. Kabarserasan.com/ans

Jambi, Kabarserasan.com – Saidin (55), warga Desa Lubuk Raman, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, Jambi ini layak dapat bantuan dari siapapun saja.

Pasalnya, penggiat kesenian tradisi Melayu Jambi ini divonis memiliki penyakit Tumor Colli yang dikenal sebagai penyakit mematikan.

Tumor yang bergelayut membebani di leher lelaki tersebut, telah lama dideritanya. Naasnya, penyakit tersebut belum juga sembuh dari tubuhnya.

Dia baru menyadari adanya ancaman besar itu pada tahun 2000 lalu. Tumor yang enam bulan lalu baru sebesar kelereng, kini membesar hingga melebihi ukuran bola tenis.

Parahnya lagi, penyakit tersebut membuat tubuhnya kurus dan merapuhkan otot serta persendiannya yang dulu kuat.

“Kalau badan masih cukup kuat, harusnya (biola ini) sudah jadi,” tutur Saidin, Jumat (21/6/2019).

Diakuinya, benjolan pada bagian kanan lehernya dengan cepat membesar selama setengah tahun ini.

“Awalnya hanya sebesar kelereng, terus setelah enam bulan, besarnya bertambah melebihi bola tenis,” ungkapnya.

Menurut dokter yang memeriksanya di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jambi, katanya, penyakitnya harus segera dioperasi dan dikemoterapi.

Namun, sayangnya operasi hanya dapat dilakukan di Palembang. Hal inilah yang menjadi pikiran Saidin dan keluarga.

“Meskipun operasi diberikan gratis lewat jaminan Kartu Indonesia Sehat (KIS), jaminan hidup bersama istrinya yang menemani selama perawatan belum ada,” tukasnya lirih.

“Jangankan untuk menyisihkan uang, memenuhi kebutuhan makan sehari-hari saja sulit,” tegas Saidin.

Sedihnya lagi, sang istri, Juliati (50) sehari-harinya menjadi buruh sadap getah karet tidak dapat berbuat banyak untuk biaya berobat suaminya.

“Selama saya terbaring lemah, istri saya lebih banyak di rumah untuk merawat saya,” imbuhnya.

Akibat penyakit yang dideritanya, hampir seluruh barang berharga yang dimilikinya telah dijual semua, tidak terkecuali alat-alat musik hasil buatannya sendiri, seperti gitar gambus, viul (biola melayu jambi), rebana siam, hingga gendang. “Semuanya sudah habis dijual untuk membeli obat,” tandas Saidin.

Apa pun keadaannya, dia tak mau menyerah oleh penyakit yang dideritanya. Pasalnya, dirinya ingin sembuh dan meneruskan mimpinya untuk membangkitkan kesenian lokal yang lama tenggelam.

Tidak itu saja, dia berharap ada pihak pemerintah, swasta atau masyarakat luas bisa meringankan tangannya untuk membantu biaya pengobatannya.

“Saya berharap ada pihak yang membantu bang, tuk meringankan pengobatan,” pungkas Saidin. (azi)

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here