Palembang Tuan Rumah Asian Games, Menghitung Untung

LRT di Kota Palembang, Sumsel/ Foto:industri.bisnis.com

Palembang, Kabarserasan.com—Perhelatan Asian Games ke-18 yang dilaksanakan di Kota Jakarta dan Palembang (Sumatra Selatan) telah usai dan berakhir dengan sukses, baik dari segi pelaksanaan, prestasi dan tentu saja secara ekonomi bagi kedua kota tuan rumah ini. Benarkah Jakarta dan Palembang meraup untung besar dari penyelenggaraan ajang olah raga terbesar di Asian tersebut?

Menurut Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro, secara nasional dampak positif dari Asian Games, meningkatkan kebanggaan bagi Indonesia baik secara ekonomi maupun nonekonomi.

Jakabaring Sport City di Kota Palembang/ Foto: detik.com

Keuntungan nonekonomi berupa, meningkatnya kohesi sosial, mendorong masyarakat untuk melakukan olahraga, serta yang tidak kalah penting yaitu meningkatkan profil Indonesia di mata internasional.

“Sudah merupakan hal yang lumrah dan wajar bahwa banyak negara yang profilnya naik setelah berhasil menjadi tuan rumah event internasional. Contoh paling jelas adalah Korea Selatan,” kata Bambang di Jakarta beberapa waktu sebelum penyelenggaraan Asian Games 2018 dimulai.

Bambang menjelaskan, pada tahun 1986 Korea Selatan menjadi tuan rumah Asian Games ke-10 di Seoul. Dua tahun kemudian (1988) negeri Ginseng ini menjadi penyelenggara Olimpiade Musim Panas ke-24 di kota yang sama. Korea Selatan benar-benar menjadikan event keolahragaan internasional itu sebagai sarana efektif menaikkan citra negaranya.

Tahun 2002, negara itu ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games ke-14 tahun 2002 di Busan dan secara bersamaan tahun 2002 menjadi tuan rumah Piala Dunia bersama Jepang. Saat itu Korsel mampu menuai keuntungan hingga Rp.670 miliar. Demikian juga ketika Thailand, menjadi penyelenggaraan Asian Games ke-13 di Kota Bangkok. Negeri Gajah Putih itu meraup surplus hingga Rp 300 miliar.

Karena itu Bambang berharap yakin, pasca pelaksanaan Asian Games ke-18, Indonesia khususnya Jakarta dan Palembang, akan meraih untung besar. Bappenas, kata Bambang, memperkirakan dampak langsung pengeluaran peserta dan pengunjung Asian Games 2018 mencapai Rp3,6 triliun, dengan perincian pengeluaran sebesar Rp2,5 triliun di Jakarta dan Rp1,1 triliun di Palembang.

Diestimasikan, 88% pengeluaran berasal dari penonton dan wisatawan, diikuti 4,67% pengeluaran oleh atlet, 3,96% pengeluaran awak media, 2,34% pengeluaran officials, dan 0,77% pengeluaran sukarelawan. Akomodasi diperkirakan menjadi komponen pengeluaran terbesar, disusul kemudian dari transportasi, lalu dari belanja makanan dan minuman.

Alex Noerdin (Gubernur Sumsel saat penyelenggaraan Asian Games 2018) pun mengakui, dampak positif Palembang sebagai tuan rumah ajang olah raga ini. Secara gamblang Alex menyebut, “Asian Games itu bukan tujuan, Asian Games itu sebagai alat mencapai tujuan. Apa tujuannya? Tujuannya adalah pembangunan infrastruktur untuk kesejahteraan rakyat,” kata Alex dalam salah satu kesempatan di hadapan sejumlah tokoh masyarakat Sumsel, menjelang Asian games dilaksanakan.

Sependapat dengan Bambang Brodjonegoro, menurut Alex, pelaksanaan Asian Games di Palembang menjadi ajang promosi Sumsel kepada dunia, baik dalam hal menarik minat menanamkan modalnya, maupun sebagai wisatawan.Selain itu, seperti yang kini bisa dilihat dan dinikmati, terbangunnya infrastruktur di provinsi ini.

“Dengan Asian Games kita bisa membangun infrastruktur mulai dari jalan, jembatan, flyover, LRT, perluasan bandara, penambahan kapasitas air bersih, pembangkit listrik dan berbagai pembangunan lainnya,” ujar Alex.

Bermodalkan Jakabaring Sport City yang sebelumnya telah referesentatif sebagai sarana olah raga, kini lewat Asian Games, fasilitas olah raga kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan telah makin lengkap dengan dibangunnya dua venue berstandar internasional yakni venue dayung dan menembak.

Lalu, untuk sarana akomodasi, telah dibangun pula dua rumah susun yang dipakai sebagai wisma atlet, dilengkapi tiga tower yang pembangunannya dilakukan sejak tahun 2015. Masing-masing tower setinggi lima lantai dan terdiri dari 66 unit tipe 36.

Kini. setelah Asian Games 2018 selesai, seperti halnya tower rusun di Kemayoran, Jakarta yang dibangun untuk hunian atlet Asian Games 2018, dua rusun di Jakabaring pun akan diperuntukkan sebagai rumah susun sewa (Rusunawa) bagi masyarakat berpenghasilan rendah. (fir)

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here