Belum ada TPA, Warga Buang Sampah di Sungai

Sungai di Tempirai berubah fungsi jadi TPA

PALI,Kabarserasan.com –Pemandangan tidak enak serta bau busuk yang menyengat akan kita temui ketika kita mendatangi dua desa, Desa Tempirai dan Desa Air Itam, Kecamatan Penukal Utara, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Tumpukan sampah mengapung di sungai pasca banjir yang melanda dua desa yang menjadi langganan banjir itu. Belum adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, menjadi penyebab sampah yang menumpuk.

Keadaan seperti itu, sangat dikeluhkan warga setempat. Karena, selain mengancam kesehatan warga, bau busuk yang menyengat membuat warga serta pengguna jalan tidak nyaman.

” Kondisi seperti itu selalu terjadi ketika desa kami usai dilanda banjir,” kata Herman salah satu warga Tempirai kepada Kabarserasan.com beberapa hari lalu.

Menurut Herman, tumpukan sampah menggenangi sungai hingga berminggu-minggu. Kondisi ini selalu terjadi setiap tahunnya. ” warga sekitar masih sering membuang sampah di sungai. Kondisi ini membuat orang tidak nyaman ketika melintas di situ,” ujarnya.

Herman berharap, pemerintah Kabupaten PALI dan dinas terkait bisa memberikan solusi terkait masalah itu.

“Jelas ini butuh perhatian yang besar dari pemerintah. Karena, kalau dibiarkan yang menjadi korban adalah warga sekitar,” harapnya.

Yunus, Kepala Desa Tempirai Timur membenarkan, warga terpaksa membuang sampah di pinggir jalan atau ke tengah sungai karena belum adanya TPA sampah.

“Permasalahan ini sudah lama, namun apa daya kami, karena untuk membangun TPA bukan hal mudah dan perlu biaya yang sangat banyak. Kami sudah usulkan untuk pembangunan TPA melalui Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya (PUCK) Kabupaten PALI, namun sampai saat ini belum ada jawaban,”kata Yunus, Senin (12/12/2016) lalu.

Dijelaskanya, untuk lahan pembuatan TPA sudah ada. Untuk itu, Yunus berharap agar pemerintah mau menganggarkan tahun depan untuk pembangunan TPA di desanya.

“Harapan kami, pemerintah bisa membuatkan TPA tahun ini agar permasalahan sampah bisa diatasi. Imbasnya yang paling buruk ketika musim penghujan dan sungai meluap, karena otomatis sampah berserakan mengapung di antara banjir, akibatnya warga yang biasa mandi di sungai terserang gatal-gatal,” ungkapnya.

Penulis: Hermansyah
Editor: Amr

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here