Presiden: Banyak Orang Pintar Tapi Bisanya “Mungli”

Presiden RI Joko Widodo

Cilegon, Kabarserasan.com—Presiden Joko Widodo, saat membuka Muktamar Pengurus Besar Al Khairiyah di Cilegon Banten pada Sabtu (22/10/2016) petang menyatakan, pembangunan suatu bangsa mebutuhkan sumber daya manusia yang berkarakter, jujur, berintegritas dan berakhlak—akhlakul karimah.

“Kejujuran adalah hal penting. Bukan hanya kepintaran kepandaian, tapi berkarakter. Sekarang banyak yang pinter-pinter tapi senangnya mungli. Bukan pungli, tapi mungli.” Ujar presiden.

Karena itu Jokowi menyatakan apresiasinya kepada Al Khairiyah, sebagai lembaga pendidikan yang—menurutnya, sejak awal didirikan, konsisten ikut memajukan pendidikan islami di tanah air Dia berharap dari lembaga ini lahir putra-putri bangsa yang berdaya saing tinggi.

Presiden kemudian mengarahkan pernyataannya ke persoalan Pungli yang kini ia jadikan gerakan nasional dalam pemberantasannya. Karena menurutnya, Pungli adalah penyakit yang harus diberantas sampai ke akar-akarnya.
Pungli, menurut presiden, menyebabkan Indonesia termasuk negara yang sulit untuk berinvestasi. Banyak perizinan menjadi berbelit-belit.

“Inilah penyakit kita yang harus kita selesaikan. Gimana orang mau mulai usaha kalau mengajukan izin dipersulit? Saya mengalami tahun 87-88 mau urus izin berbelit-belit dan diminta ini diminta itu bermeja-meja,” ungkap Jokowi.

Karena itu, tegas presiden lagi, untuk maju bangsa ini membutuhkan akhlakul karimah dan integritas. Keduanya adalah modal bangsa Indonesia jika ingin menjadi besar, dan bisa berkompetisi dengan negara lain di level dunia.

Ia ingin—terkait dengan akan datangnya pemilihan kepala daerah, para penyelenggara negara di seluruh Indonesia—di provinsi dan kabupaten/Kota, dipilih berdasarkan dua karakter tersebut. (Junel)

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here