Ini Dia Sosok 5 Pahlwanan Nasional yang Baru

Kelima pejuang itu dikukuhkan sebagai pahlawan nasional melalui keputusan presiden (Keppres) Nomor 116/TK Tahun 2015. Kelima tokoh tersebut adalah, Alm Bernard Wilhem Lapian, Alm Mas Isman, Alm Ki Bagus Hadikusumo, Alm Komjen Pol Moehammad Jasin dan Alm I Gusti Ngurah Made Agung.

Kelima tokoh dianugerahi gelar pahlawan nasional karena telah memenuhi syarat sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan.

Presiden Jokowi memberikan seluruh plakat tanda jasa dan penghargaan gelar pahlawan nasional kepada para ahli waris.

Untuk plakat tanda jasa Alm Bernard Wilhem Lapian diterima oleh Louisa Magdalena Gandhi Lapian, plakat Alm Mas Isman diterima oleh Hayono Isman, plakat M Jasin diterima oleh Rubyanti Jasin, plakat untuk I Gusti Ngurah Made Agung diterima Anak Agung Ngurah Oka Ratmadi, dan plakat Ki Bagus Hadikusumo diterima Hatief Hadikusumo.

1. Mas Isman

Mas Isman merupakan pendiri Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 1957. Dia dikenal sebagai sosok revolusioner dan pejuang heroik yang pernah menjadi komandan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) Jawa Timur.

Mas Isman lahir 1 Januari 1924 di Bondowoso, Jawa Timur. Dia berasal dari keluarga kalangan priyai menengah, sehingga bisa menempuh pendidikan di Purwokerto, Cirebon, Malang dan Surabaya.

Sebagai pelajar, Mas Isman turut berjuang merebut kemerdekaan Indonesia dari penjajah melalui TRIP.

2. Bernard Wilhem Lapian

Bernard Wilhelm Lapian lahir 30 Juni 1892 di Kawangkoan, Sulawesi Utara dan wafat 5 April 1977 di Jakarta.  Dia adalah seorang pejuang nasionalis berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara.

Perjuangannya dilakukan dalam pelbagai bidang dan dalam rentang waktu sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda, pendudukan Jepang, sampai pada zaman kemerdekaan Indonesia.

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, di mana semua gereja Kristen berada di bawah naungan satu institusi Indische Kerk yang dikendalikan oleh pemerintah, B.W. Lapian bersama tokoh-tokoh lainnya mendeklarasikan berdikarinya Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) tahun 1933, yaitu suatu gereja mandiri hasil bentukan putra-putri bangsa sendiri yang tidak bernaung di dalam Indische Kerk.

Pada masa revolusi kemerdekaan B.W. Lapian sebagai pimpinan sipil saat itu berperan besar pada momen heroik Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946 di Manado.

3. Moehammad Jasin

Komisaris Jenderal Polisi, Moehammad Jasin dikenal sebagai Bapak Brimob Polri. Dia menghembuskan nafas terakhir pada 3 Mei 2012 di usia 92 tahun.

Sosok kelahiran Sulawesi ini menunjukkan semangat juang dan prestasi cemerlang ketika menjalankan tugas dari Kapolri Jenderal Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo untuk membentuk Brigade Mobil.

Pada 1946, Mohammad Jasin menjabat Kepala Kepolisian di Karesidenan Malang. Kesatuan yang diresmikan pada 14 November 1946 di Purwokerto ini sejak awal berdirinya berjasa mengatasi ancaman keamanan dan ketertiban seperti pada peristiwa Agresi Militer Belanda dan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) di Bandung, serta peng- amanan jalan di wilayah Jawa Barat dari ancaman gerombolan DI/TII.

4. I Gusti Ngurah Made Agung

I Gusti Ngurah Made Agung dikenal sebagai pemimpin Perang Puputan di Badung, Bali. Namanya juga diabadikan sebagai nama alun-alun atau lapangan utama di Kota Denpasar yang dikenal dengan Lapangan Puputan Badung.

5. Ki Bagus Hadikusumo

Ki Bagus Hadikusumo lahir 24 November 1890 di Yogyakarta. Dia meninggal di Jakarta pada usia 63 tahun. Ki Bagus adalah putra ketiga dari lima bersaudara Raden Kaji Lurah Hasyim, seorang abdi dalem putihan (pejabat) agama Islam di Kraton Yogyakarta. Dia merupakan tokoh Muhammadiyah, anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Penulis/Editor: Khairul Amri

 

 

 

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here