PKS; Kenaikan BBM Perburuk Perekonomian

Ketua Fraksi PKS di DPR, Jazuli Juwaini menilai kenaikan harga BBM bersubsidi tidak tepat dan bukan kebijakan yang baik di tengah harga minyak dunia yang turun drastis.

“Fraksi PKS memandang BBM merupakan hajat hidup seluruh rakyat dan merupakan stimulus penggerak ekonomi rakyat,” kata Jazuli dalam konferensi pers di Ruang Fraksi PKS, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 18 November 2014.

Menurut dia, kenaikan harga BBM bersubsidi akan berpengaruh terhadap peningkatan harga-harga secara signifikan. Sehingga kata Jazuli, memperburuk pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pengangguran dan kemiskinan.

“Kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2000 akan mendorong kenaikan harga-harga pangan dikisaran 15 persen sebagaimana yang terjadi tahun 2013 lalu, meski secara inflasi secara keseluruhan dikisaran 8 sampai 10 persen,” ujarnya.

Anggota Komisi II DPR itu menilai, kenaikan harga BBM bersubsidi merupakan cara-cara yang instan dan langkah short cut, dan akan terus berulang tetapi tidak menjangkau dan menuntaskan akar permasalahan.

Oleh karena kata dia, pemerintah seharusnya mengambil langkah-langkah fundamental terlebih dahulu dan tidak mengambil kebijakan yang mempersulit kondisi rakyat. “Pemerintah perlu lebih serius dan komprehensif mendorong perbaikan arah pengembangan energy mix yang semakin kuat,” kata dia.

Sementara Partai Demokrat menilai, kenaikan BBM subsidi yang dilakukan pemerintah tidak tepat karena dilakukan saat harga minyak dunia turun di bawah USD 80 per barel.

“Kenaikan harga BBM saat ini semakin menyulitkan rakyat. Rakyat semakin dibebani dengan pasti akan naiknya harga-harga makanan,pakaian, transportasi, apalagi baru saja tahun 2013 BBM dinaikkan, tahun ini gas dan tarif dasar listrik juga naik,” kata Andi Nurpati dalam pesan singkat yang diterima Kabarserasan.com, Selasa (18/11/2014).

Oleh karena itu lanjut dia, Partai Demokrat mendorong agar Dewan Perwakilan Rakyat segera meminta penjelasan pemerintah atas kenaikan harga BBM tersebut. “Pemerintah wajib menjelaskan kepada publik kenapa harga BBM naik disaat harga minyak dunia sedang turun dan APBN kita juga cukup,” ujarnya.

Andi pun membandingkan, kebijakan menaikkan harga BBM yang diambil pemerintahan Jokowi-JK dengan masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kata dia, SBY menaikkan harga BBM apabila harga minyak dunia naik dan begitu pun sebaliknya.

“Nah sekarang ini Jokowi atau pemerintahan Jokowi jadi aneh, harga minyak dunia turun tapi menaikkan harga BBM. DPR harus meminta pertanggung jawaban dan penjelasan pemerintah,” kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Harga premium ditetapkan naik dari Rp6.500 per liter menjadi Rp8.500 per liter. Dan, harga solar naik dari Rp5.500 per liter menjadi Rp7.500 per liter.

“Saya tetapkan harga baru BBM bersubsidi berlaku mulai pukul 00.00 WIB 18 Nopember 2014,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 17 November 2014.(Amr)

Berita Lain:
Sejarah Kenaikan BBM Bersubsidi di Indonesia
Jokowi Resmi Naikkan Harga BBM
Lifting Minyak Bumi Tak Capai Target
KemenPAN-RB dan KPK Teken MoU Cegah Gratifikasi

 

 

 

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here