Meski memiliki kekurangan fisik Lidia tetap bekerja keras demi bertahan hidup. Dia dan suaminya Malidih tak ingin bergantung terus pada orang lain.
Meski pendapatan sebagai pemulung tidak bisa memenuhi hidup layak, namun mereka tetap harus menjalaninya.
” Sebagai pemulung penghasilan kami jauh dari cukup, namun inilah yang sekarang ini bisa kami lakukan,” kata Lidia didampingingi suaminya Malidih kepada Kabarserasan di kediamannya, Senin (13/06/2016).
” Dari hasil penjualan barang bekas itu, dalam sehari kami hanya mampu menghasilkan duit Rp.20.000 , terkadang hanya 15.000,” tambah Malidih.
Pasangan keluarga Malidih dan Lidia ini tinggal di sebuah rumah gubuk yang berukuran 2 X 3 yang lantainya terbuat dari tanah dan dinding berlubang terasa menjadi hiasan bagi keluarga Malidih.
Malidih berharap, pemerintah atau dinas terkait dapat membantu keluarganya. ” Kami perlu modal untuk usaha. Adanya uluran tangan dari pemerintah tentu sangat membantu kelurga kami,” pungkasnya.
Penulis: Hermasnyah
Editor: Amr
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â