Harga Batu Bara Masih Lesu PTBA Raih Untung Rp 4 Triliun

Jakarta, Kabarserasan.com—Meski harga batu bara hingga sepanjang tahun 2019 masih belum juga menggembirakan, namun PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebagai perusahaan pertambangan batu bara milik pemerintah Indonesia, tetap bisa meraih keuntungan hingga Rp 4 triliun sepanjang tahun 2019.

Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin, dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Rabu (04/03/2020) mengatakan, laba perseroan yang dipimpinnya hingga sebesar itu merupakan pencapaian luar biasa bagi perseroan, di saat harga batu bara pada sepanjang tahun 2019 bergerak dalam tekanan.

Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2019 indeks harga batu bara di bursa Newcastle terkoreksi 28 persen dengan rata-rata harga sekitar US$77,77 per ton dari harga US$107,34 per ton dari pada periode yang sama tahun lalu.

“Namun, berkat efisiensi yang kami lakukan sepanjang tahun lalu dan optimasi biaya angkut dan sebagainya, kami berhasil menyentuh laba Rp 4 triliun. Kalau kami tidak melakukan apa-apa, pasti akan lebih turun,” ujar Arifin, didampingi direksi PTBA yang lain.

Selain jurus-jurus di atas, Arivin melanjutkan, pencapaian laba tersebut juga didukung oleh kinerja operasional perseroan yang mengalami kenaikan. Produksi batu bara naik 10,2 persen menjadi 29,1 juta. Kapasitas angkutan batu bara perseroan juga naik 7 persen menjadi 24,2 juta ton dari capaian tahun sebelumnya.

Kenaikan produksi dan angkutan batu bara tersebut telah mendorong kenaikan penjualan batu bara sebesar 27,8 juta ton naik 13 persen dari tahun sebelumnya. Hal itu lah yang menyebabkan perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp21,78 triliun pada 2019, naik 2,9 persen dibandingkan dengan pendapatan 2018 sebesar Rp21,18 triliun.

Pendapatan Rp 21,78 triliun itu, terdiri atas penjualan batu bara domestik sebesar 57 persen, batu bara ekspor 41 persen, dan aktivitas lainnya 2 persen. Pada tahun lalu, perseroan telah ekspansi ke pasar potensial seperti Jepang, Hongkong, Vietnam, Taiwan, dan Filipina serta merambah pasar baru seperti Australia, Thailand, Myanmar, dan Kamboja.

Meski pendapatan naik, beban pokok pendapatan perseroan membengkak menjadi Rp14,17 triliun atau naik 12,3 persen dari beban pokok pendapatan perseroan pada tahun sebelumnya yang senilai Rp12,6 triliun.

Kenaikan beban pokok pendapatan tersebut menyebabkan laba tahun berjalan PTBA pada 2019 anjlok hingga 21 persen, hanya senilai Rp4,04 triliun dibandingkan dengan capaian perseroan tahun sebelumnya senilai Rp5,12 triliun.(jun/fit)

Baca juga:
Menteri BUMN Dukung PTBA Lakukan Gasifikasi Batu Bara
PTBA Optimis Hadapi Tahun 2020

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here