“PD (Partai Demokrat) tidak berjuang memenangkan Jokowi, iya kan. PD tidak dalam KIH (Koalisi Indonesia Hebat) memenangkan Jokowi. Jadi, agak lucu kalau Demokrat ikut menikmati perjuangan itu,” kata Wakil Ketua Umum Demokrat Syarief Hasan kepada wartawan di Jakarta, Minggu (12/7/2015).
Dia menjelaskan, kurang elok apabila Demokrat yang tidak ikut berjuang memenangkan Jokowi di Pilpres 2014 lalu tiba-tiba diberi kursi menteri dalam reshfulle.
“Jadi, kami tahu diri. Nah silahkan kita beri kesempatan untuk memerintah, untuk berada dalam pemerintahan,” ujarnya.
Menurutnya, Demokrat tetap bersikap memberi kesempatan kepada Koalisi Indonesia Hebat di bawah komando PDI Perjuangan untuk menjalankan pemerintahan hingga 2019.
Meski diakui, reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi untuk menggandeng siapapun dalam kabinetnya. “Demokrat mempersilahkan kepada KIH yang berjuang, yang berkeringat untuk memerintah ini. Demokrat memberikan respek,” lanjut Syarief.
Namun demikian, Demokrat juga tidak secara tegas menyatakan penolakannya jika diajak bergabung ke Kabinet Kerja. Dengan alasan belum ada tawaran resmi dari Presiden Jokowi soal perombakan komposisi kabinet.
“Ya namanya ditolak kalau sudah diminta, tidak ada kaitannya ditolak atau tidak kan. Namanya ditolak kalau sudah diminta. Jadi, jawaban kami adalah tidak elok rasanya kami tidak berjuang kok ikut-ikutan,” kata dia.
Penulis : Amri
Â
Â
Â
Â
