Revolusi Mental, Solusi Permasalahan Bangsa

Oleh: Dr H Salmudin, Pengajar STIH Serasan, Muara Enim

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan sumber daya alam, pertumbuhan penduduk yang pesat dan proses pembangunan yang terus meningkat sehingga membawa bangsa ini menjadi berkembang. Namun sebagai negara yang sedang berkembang sejumlah permasalahan dihadapi. Ada lima permasalahan terbesar yang sedang dihadapi bangsa Indonesia yaitu pengangguran, kemiskinan, kesenjangan sosial, korupsi, dan penyalagunaan narkoba.

Permasalahan yang paling urgen saat ini semakin maraknya tindakan korupsi yang dilakukan baik secara individu maupun bersama atau terorganisir. Hal ini terjadi karena hukuman yang dijatuhkan kepada koruptor tidak menghasilkan efek jera para pelaku. Pelaku korupsi didominasi pejabat negara dan orang-orang berduit. Kasus korupsi membelit berbagai macam instansi mulai dari DPR, kepolisian, TNI, Pemerintah, Kejaksaan, Partai Politik, dan swasta.

Selain korupsi yang menjadi musuh bersama bangsa Indonesia adalah penyalahgunaan narkoba. Dampak negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan narkoba baik secara fisik, psikis, sosial, ekonomi, budaya , dan moral yang tampak jelas di hadapan kita adalah alasan kuat mengapa barang haram tersebut menjadi musuh bersama masyarakat negeri ini. Permasalahan narkoba yang kian hari merambah masyarakat tidak habis-habisnya dan tidak dapat dihentikan.

Penyebab utama masalah korupsi dan penyalahgunaan narkoba adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya karakter pribadi dan bangsa. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya dan adat istiadat. Karakter dapat dibentuk melalui pendidikan. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap tuhan YME, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan.

Cara mengatasi permasalahan korupsi dan penyalahgunaan narkoba, yaitu Revolusi Mental. Revolusi mental pernah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat beliau baru menjabat presiden tahun 2014 lalu. “Kita ini kan selalu bicara mengenai fisik dan ekonomi. Padahal, kekurangan besar kita character building. Oleh sebab itu saya sebut revolusi mental,” ujarnya di luar pagar rumah dinas, Jalan Taman Surapati 7 Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2014) lalu.

Revolusi mental merupakan perubahan yang relatif cepat dalam cara berfikir kita dalam merespon, bertindak, dan bekerja. Agar revolusi mental dapat berjalan efektif dapat dilakukan dengan membangun pendidikan moral sedini mungkin dan pembekalan agama yang intensif.

Pendidikan moral ditanamkan kepada anak mulai dari lingkungan keluarga, dengan menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang sudah pudar diantaranya gotong-royong, ramah-tamah, kekeluargaan, tenggang rasa, dan pola asuh yang mengajarkan budi pekerti melalui cerita. Di sekolah diadakan kembali mata pelajaran budi pekerti sehingga moral yang sudah ada dalam keluarga berkesinambungan.

Pendidikan agama dilakukan dengan cara menambah jam pelajaran di sekolah, penyediaan sarana ibadah dan pengadaan tenaga pendidik yang handal, partisipasi orang tua dalam pendidikan agama, menghidupkan kegiatan-kegiatan keagamaan di semua lapisan masyarakat, dan negara menyediakan anggaran yang cukup.

Dengan pendidikan moral dan agama yang kuat akan terbentuk manusia Indonesia yang berkarakter. Sehingga diharapkan Indonesia akan bebas dari korupsi dan penyalahgunaan narkoba.

 

 

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here