Jelang Pilpres, Wiranto VS Rhoma Irama

Adalah Ketua Umum Hanura Jenderal  (Purn) Wiranto yang memulai perang terbuka, dengan menyindir ‘Raja Dangdut’ Rhoma Irama yang akan maju dalam Pilpres 2014 bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

“Sekarang ini penyanyi dangdut dijadiin calon, ada lagi pelawak, nanti lama-lama pemain akrobat juga dicalonkan. Makanya yang korupsi jalan terus,” ujar Wiranto, saat debat capres 2014 dengan tema ‘IPTEK untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa’ yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) , Jumat (13/12/2013) di Jakarta.

Menurutnya, penunjukan calon pemimpin yang tidak kompeten dianggap sebagai sumber permasalahan bangsa. Pola rekrutmen seperti itu telah marak dalam partai politik dewasa ini. “Ada lagi lulusan SMA mau jadi capres. Padahal jadi guru saja minimal S1, masak presiden SMA? Bagaimana IPTEK mau diperhatikan?” imbuhnya

Rhoma yang disindir keruan saja marah dengan pernyataanWiranto itu. Rhoma mengingatkan mantan Panglima ABRI itu untuk tidak menghina soal latar belakangnya sebagai pedangdut.

“Kalau saya, saya akan ambil dari firman Allah. Ente Wiranto, jangan suka menghina orang,” kata Rhoma usai peresmian posko Rhoma Irama for President RI di Jl Dewi Sartika, No 44, Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (14/12/2013), sehari setelah Wiranto menyindirnya.

Rhoma menyarankan Wiranto introspeksi diri. Menurut Rhoma, terkadang orang yang diremehkan ternyata punya kemampuan lebih. “Bisa jadi orang lain itu lebih baik dari ente,” kata Rhoma. Melihat reaksi  Sang Raja Dangdur, pihak Hanura pun mewakili Wiranto meminta maaf. Wiranto tidak bermaksud menghina ‘Ksatria Bergitar’ itu.

“Tanpa bermaksud membuat ketersinggungan apa pun, saya atas nama Partai Hanura mohon maaf dan kami tidak bermaksud menyinggung siapa pun,” kata Ketua DPP Hanura Yuddy Chrisnandi, kepada media di Jakarta,  Sabtu (14/12/2013).

Menurut Yuddy, Wiranto hanya menganalogikan bahwa calon pemimpin harus konsisten. Tidak ada maksud untuk menjatuhkan Rhoma Irama. “Tidak bermaksud menyerang Rhoma Irama, Pak Wiranto hanya bicara sebagai konteks yang umum. Kalau sudah menjadi capres ya jangan manggung dan sebagainya,” kata Yuddy.

Menanggapi permintaan maaf hanura itu, Rhoma Irama menanggapinya dingin.  Rhoma menuturkan dirinya tak dendam kepada Wiranto. Meskipun sempat sakit hati karena merasa dihina. “Sebelum Hanura meminta maaf saya sudah memaafkan dia (Wiranto),” kata Rhoma. (Jun)

 

 

 

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here