Budidaya Ikan Tawar, Merubah Nasib Putra Tanjung Agung Ini

Putra Zaman warga Desa Tanjung Agung, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim. Kabarserasan.com/IST

Pepatah lama “Dari pada Hujan Emas Di Negeri Orang, Lebih Baik Hujan Batu Di
Negeri Sendiri” dirasa tepat untuk menggambarkan lelaki bernama Putra Zaman warga Desa Tanjung Agung, Kecamatan Tanjung Agung, Kabupaten Muara Enim.

Sejak memberanikan diri untuk pergi merantau pergi jauh melintasi pulau, jauh dari
orang tua, jauh dari keluarga dan tidak akrab lagi dengan teman-teman sekampung.
Di usia muda, kala itu, puluhan tahun lalu, Putra Zaman nekat mengadu nasib di
Tangerang, Jawa Barat.

Diceritakannya, saat itu tidak ada arah hidup untuk masa depan. Maka jalan satu –
satunya meninggalkan tanah kelahiran, dengan menjajaki segala macam profesi
asalkan halal, dan terakhir menjadi pegawai di sebuah kantor leasing.

Di perantauan, Putra Zaman bersama keluarga kecilnya pun merasakan hidup dengan
ekonomi pas-pasan. Nomaden alias berpindah-pindah tempat kontrakan, makanan yang
penting perut terisi juga dialami. Dengan penuh ketegaran disampaikan kepada Tim
Bukit Asam Expose (11/2/2021), pria yang kini berusia 38 tahun ini tetap
mensyukuri atas karunia yang telah diberikan Tuhan selama ini.

Putra an rekan panen ikan. Kabarseraan.com/ist

Tahun 2013, merupakan titik awal bagi Putra Zaman membangun dan menata lagi
kehidupan yang menjadi tekadnya bisa dijadikan masa depan untuknya.

Delapan tahun lalu, ia menuturkan pada saat pulang kampung, tersirat dipikiran
untuk membanting setir beralih profesi dan berharap kehidupan ekonomi lebih baik.
Melihat potensi lahan milik orang tua yang tidak terpakai muncul keinginan dan
memikirkan peluang apa yang bisa digarap. Tidak lama, munculah pemikiran budidaya
ikan dilahan seluas 1 hektare bisa diberdayakan menjadi tambak untuk pembesaran
ikan.

Selain didukung lahan yang cukup luas, di Tanjung Agung masih minim pelaku usaha
budidaya ikan dan cukup melimpah sumber air yang didapat dari aliran sungai Enim
serta mendapat dukungan dari rekan-rekan yang dulu menjadi teman bermain di usia
anak-anak. Keinginan untuk membangun tanah kelahiran dengan budidaya ikan tawar
juga menjadi semakin kuat lantaran ingin mengabdikan diri kepada orang tuanya yang
kini berumur lanjut usia.

Mengawali dengan mengubah lahan yang ditanami padi menjadi tambak ikan merupakan
tahapan yang cukup berat, apalagi dengan alat seadanya dan keterbatasan dana bisa
dilewati dengan harapan lahan bisa segera diisi benih ikan tawar jenis lele,
gurami, bawal, mas dan patin. Alhamdulillah lahan yang selama ini dipakai untuk
tanam padi hujan, sudah berhasil disulap jadi lahan tambak yang bernama budidaya
ikan air tawar Putra Susukan.

Usaha yang dijalani ini tidak semulus yang dibayangkan, banyak kendala yang
dihadapi, mulai dari harga pakan ikan jenis pellet yang cukup tinggi, harga jual
ikan yang rendah, pemasaran yang terbatas hingga banyaknya ikan yang mati karena
penyakit. Tapi, karena usaha ini dikerjakan dengan senang hati dan sesuai
keinginan, maka kendala tersebut bukan sebagai rintangan dan hanya sebagai
tantangan yang harus bisa dilewati agar kedepannya lebih baik lagi.

Dengan kondisi yang dihadapi, Putra bersama rekan-rekannya tidak ingin larut dalam
kesedihan. Dilandasi tekad kuat terus menggali informasi dan bertukar pikiran
mencari jalan untuk keluar dari masalah permodalan dan bisa paham betul bagaimana
ilmu budidaya ikan tawar.

Hingga akhirnya, kekurangan modal dan pengetahuan tentang budidaya ikan yang
dialami Putra terjawab melalui pertemuannya dengan pihak Corporate Social
Responsibility (CSR) PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada 2 tahun lalu.

Selain resmi menjadi mitra binaan, Putra juga mendapatkan pelatihan budidaya ikan.
Dari situlah semua permasalahan yang dialami terselesaikan, mulai dari aspek
permodalan, pembiayaan, pembibitan, pengembangbiakan hingga pemasaran.

panen ikan gurame. Kabarserasan.com/ist

Perlahan tapi pasti, kini sejak bergerak bersama CSR PTBA dua tahun lalu, sekarang
Putra sudah bisa tersenyum lega. Soalnya, dalam sekali panen, tak jarang bisa
menjual 3 ton ikan ke masyarakat sekitar, suplai ke pasar, agen pengecer, dan
mendapatkan keuntungan hingga 30% dari modal.

Ia merasakan sangat berbeda sebelum bergabung dengan CSR PTBA, kini usaha bisa
menopang kehidupan dan manajemen usaha budidaya ikan lebih rapih.

“Keberhasilan ini tentunya atas pertolongan dan dukungan berbagai pihak termasuk
atas binaan CSR PTBA. Terima kasih CSR PTBA karena telah membantu usaha saya
menjadi maju dan tetap berkembang hingga saat ini,” ucapnya.

Dia berharap kedepan dapat membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain, menggali
potensi pemuda di Desa Tanjung Agung, sehingga perekonomian masyarakat khususnya
di bidang perikanan dapat lebih sejahtera.

Menutup perbincangan, Putra Zaman mengatakan bahwa awal dari sebuah usaha itu
niat, tekun bekerja, tekad yang kuat dan jangan menyerah dalam menghadapi masalah
apapun, optimalkan semua kemampuan kita, karena tidak ada hasil yang mengkhianati
usaha. Keyakinan ini, Alhamdulillah budidaya ikan tawar Putra Susukan ini ada
hasilnya.

Editor: Amr

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here