Tim BKSDA Sumsel Tak Punya Pengalaman Tangani Harimau

Harimau Sumatera. (foto/Ist)

Muara Enim, Kabarserasan.com — Penanganan peristiwa penyerangan harimau terhadap manusia yang terjadi di Sumsel dinilai sangat lamban.

Sejak penyerangan pertama yang terjadi pada Agustus 2019 di Pagaralam hingga terakhir kemarin pada 28 Desember 2019 di Talang Tinggi Desa Padangbindu, Kecamatan Panang Enim, Kabupaten Muara Enim penangannya belum mencapai hasil yang diharapkan.

Kasi Konservasi Wilayah II Lahat, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan RI Martialis Puspito, S. Hut. M.Si mengaku BKSDA Sumsel memang belum berpengalaman menangani harimau.

Misalnya, BKSDA Sumsel memperkirakan harimau akan kembali muncul di Desa Muaradua, namun ternyata diluar perkiraan, karena justru jelajah harimau melebar hingga ke Panang Enim dan menewaskan warga.

Baca Juga: Harimau Terlihat Di Desa Muara Dua Semende, Warga Diminta Waspada

Martialis menuturkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BKSDA Jambi dan BKSDA Bengkulu yang berpengalaman menangani harimau.

“Hari ini, tim BKSDA Jambi dan BKSDA Bengkulu dalam perjalanan menuju Muara Enim. Mereka sudah berpengalaman menangani harimau ,” kata Martialis, Senin (30/12/2019) di Ruang Pangripta Sriwijaya Bappeda Muara Enim.

Selain itu pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI telah mengirimkan bantuan peralatan dan tim untuk mengatasi masalah ini.


Kasi Konservasi Wilayah II Lahat, BKSDA Sumsel Martialis Puspito menerangkan perkiraan daya jelajah harimau. Kabarserasan.com/amr

Sementara Kapolres Muara Enim AKBP Afner Juwono meminta untuk semua pihak terutama para pemangku daerah untuk tidak berspekulasi dan mengeluarkan pernyataan yang tidak berdasar. Apalagi pernyataan-pernyataan yang justru dapat meresahkan warga.

Kapolres juga menyatakan siap mendukung (back-up) pihak BKSDA dan KPH. ” Saya minta pihak BKSDA Sumsel membuat peta prediksi pergerakan Harimau untuk kemudian dipublikasikan dan disosialisasikan kepada masyarakat,” kata Kapolres.

Baca Juga: Warga Talang Tinggi Tewas Diterkam Harimau

Dandim 0404 Muara Enim Letkol Inf Syafruddin menyarankan agar posko tim penanganan dibuat secara gabungan dalam satu atap. “Tidak terpisah-pisah sehingga berada dalam satu koordinasi dan komando,” kata Dandim.

Dia juga meminta agar masyarakat tidak represif ikut memburu karena hal tersebut menjadi kewenangan BKSDA dan tim terkait. “Gerombolan warga dengan senjata tajam justru dapat menganggu kerja tim yang berwenang,”ujarnya.

Selain itu, camat dan kepala desa diharapkan mampu menenangkan warga. “Terkhusus kepada media massa untuk membuat pemberitaan yang benar, tidak menyesatkan serta turut memberitakan bahwa tim terkait sudah turun tangan,” pungkasnya. (amr)

Baca Juga: Pemkab Muara Enim Bentuk Satgas Pemburu Harimau

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here