Muara Enim, Kabarserasan.com — Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah induk
Kabupaten Muara Enim Tahun Anggaran 2020 mengalami penurunan sebesar 6,09 persen
dari tahun lalu.
Hal ini terungkap pada pidato bupati pada rapat paripurna ke XI DPRD Kabupaten Muara
Enim tentang Penyampaian Penjelasan Nota Keuangan Rancangan Perda tentang APBD
Kabupaten Muara Enim Tahun Anggaran 2020, Senin (2/9/2019).
Jika pada tahun anggaran 2019, APBD Induk Kabupaten Muara Enim mencapai, Rp 2,821
triliun. Sedangkan untuk APBD Induk 2020 hanya sebesar Rp 2,649 triliun.
Bupati Muara Enim Ir H Ahmad Yani MM menyampaikan, penurunan ini akibat penurunan
rencana pendapatan daerah yang sah yang bersumber dari dana perimbangan pusat dan
dana bagi hasil pajak daerah Provinsi Sumatera Selatan.
“Ini akan disesuaikan pengalokasiaannya. Jika sudah ada informasi resmi yang dikeluarkan
Kementerian Keuangan baik melalui website resmi atau berupa Perpres RI dan Keputusan
Gubernur Sumsel,” jelas Yani.
Kendati RAPBD induk 2020 mengalami penurunan, namun PAD (pendapatan asli daerah)
justru mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yakni sebesar 10,73 persen.
Jika tahun lalu PAD Rp. 227, 483 miliar, di tahun 2020 direncanakan mencapai 251. 892
miliar.
Sumber PAD terbesar direncanakan berasal dan dari pajak daerah yang direncanakan
sebesar Rp. 83, 608 miliar serta Lain-lain PAD yang sah, yakni sebesar Rp 139, 216 miliar
serta hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar 18, 318 miliar.
Sedangkan pendapatan asli daerah yang berasal dari restribusi justru mengalami
penurunan sebesar 16, 94 persen. Jika tahu 2019 dianggarkan sebesar Rp. 12, 941 miliar,
pada 2020 hanya sebesar Rp. 10, 749 miliar.
Penurunan ini merupakan dampak pelarangan truk batubara melintas dijalan umum,
karena pendapatan dari restribusi tempat khusus parkir khusus di eks terminal regional
tak ada pungutan lagi. (amr)
