Sepi Pembeli, Pedagang Sayur Merugi

Pedagang sayur di lokasi eks SMEA sepi pembeli. Kabarserasan.com/ans

Muara Enim, Kabarserasan.com — Pedagang sayur di eks SMKN 1 Muara Enim, mengeluh. Pasalnya, sejak dipindahkan bulan Februari 2019 lalu, mereka selalu merugi karena sepi pembeli.

Pantauan Kabarserasan.com, Senin (8/4/2019), sekitar pukul 10.00 wib kondisi pasar sudah lengang, tidak banyak aktivitas pembeli, beberapa lapak pedagang pun tampak kosong.

Robiatun, salah satu pedagang sayur mengatakan, beberapa lapak yang kosong tersebut karena ditinggal pulang pedagang. Pedagang sayur yang berjualan di lokasi tersebut, katanya, merupakan pedagang yang setiap pagi berjualan di bahu jalan.

“Namun karena ada kesepakatan dengan Sat Pol PP, jam 06.30 wib kita harus sudah berada di lokasi bekas SMEA (SMKN 1 Muaraenim, red) ini. Tapi karena disini sepi pembeli, mereka memilih untuk langsung pulang dan tidak berjualan disini,” ujarnya.

Atun, sapaan akrab nenek berusia 65 tahun ini, juga mengatakan akibat sepinya pembeli di lokasi itu membuat dagangannya busuk dan tidak laku sehingga merugi. Pendapatan tersebut jauh dari saat ia masih berjualan di bahu jalan.

Dirinya menuding, sepinya pembeli di lokasi tersebut karena masih ada pedagang sayur yang masih di bahu jalan.

“Saya harap ada ketegasan, kalau memang boleh berjualan di luar (di bahu jalan, red), ya di luar semua. Atau dibatasi batas jam 7.00 wib tidak ada lagi yang jualan di luar, harus disini semua,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Julia (38), yang juga mengeluhkan adanya pedagang yang tidak tertib dan masih berjualan di bahu jalan. Menurutnya, aparat harus bertindak tegas dengan tidak membedakan baik pedagang sayur maupun pedagang buah.

“Kalau memang tertib, dari pagi sampai siang jangan ada lagi pedagang jualan di luar (bahu jalan, red) baik penjual sayur maupun penjual buah. Karena jika ada penjual di luar pasti pembeli disini sepi,” katanya.

Supriyati (45), pedagang lainnya di lokasi eks SMKN 1 Muaraenim juga mengeluhkan sempitnya akses jalan sehingga becak yang biasa digunakan untuk mengangkut bahan dagangan tidak bisa masuk.

Selain itu, dia juga mengeluh saat hujan di lokasi tersebut genangan air mencapai lutut orang dewasa. Keberadaan kotak sampah di dekat pintu masuk area pasar turut dikeluhkan pedagang, karena mengeluarkan bau tak sedap yang mengganggu kenyamanan pembeli dan pedagang.

Supriyanti juga mengungkapkan, biasanya saat masih berjualan di bahu jalan dari jam 03.00 wib, jam 07.00 wib sudah bisa memberikan setoran pada pemasok sayur. Namun saat ini setelah seharian berjualan setoran untuk pemasok sayur kadang tidak cukup.

“Karena tidak laku, sayur yang kami jual jual busuk dan layu. Dari pada busuk saja jadi kami berikan kepada orang, kadang ada yang dibuang,” ujarnya.

Pedagang lainnya Mis (42), juga mengeluhkan dirinya sering membuang sayur dagangannya karena sudah dalam kondisi layu dan busuk. “Tiap hari buang sayur busuk karena disini memang sepi yang membeli. Kalau jualan di luar (bahu jalan, red) kami ribut terus dengan Sat Pol PP,” keluhnya.

“Kami harus mengadu kemana dek? Ngadu ke Kepala Pasar tidak ditanggapi, Ngadu ke Bupati juga tidak ditanggapi,” ratapnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Muaraenim H Juarsah saat dikonfirmasi Kabarserasan.com, Senin (8/4/2019) mengatakan, pihaknya akan terus melakukan penertiban pedagang yang membuka lapak di bahu jalan.

Aturan untuk hal ini, kata Juarsah, sudah jelas dan pihaknya tidak akan tebang pilih dalam upaya penertiban tersebut. Juarsah menegaskan semua pedagang mendapatkan perlakuan sama, dan tidak pilih kasih.

“Kalaupun masih ada (pedagang yang berjualan di bahu jalan, red), kami akan tegur pengelola pasarnya. Saya akan kembali turun kelapangan untuk memastikan tidak ada lagi pedagang yang berjualan di bahu jalan sehingga pasar bisa berjalan normal dan merata,” kata Juarsah melalui pesan WhatsApp.

Upaya penertiban tersebut, lanjut Juarsah dilakukan demi kenyamanan dan kerapian pasar Muaraenim yang tentu berdampak baik kepada pedagang maupun pembeli.

“Harapan semua pihak Pasar Muaraenim menjadi bersih, rapi dan indah yang gunanya juga untuk masyarakat kita. Selain itu ini juga bentuk komitmen kita terhadap kebersihan. InsyaAllah Piala Adipura selalu dapat kita pertahankan setiap tahunnya,” pungkas Juarsah.(ans)

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here