Bandarlampung, Kabarserasan.com—Dampak musim kemarau, kini dirasakan banyak warga masyarakat di tanah air, termasuk di Provinsi Lampung. Di Kota Bandar lampung dan Kabupaten Lampung Selatan, warga harus menjalani antrean panjang, untuk mendapatkan jatah air bersih di tempat pelayanan umum. Demikian pantauan media ini, Selasa (19/09/2017) siang.
Di Bandar Lampung, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat turun ke lapangan mendistribusikan air bersih ke sejumlah kelurahan. Kedatangan mobil tangki air, selalu langsung diserbu ratusan warga yang sudah menunggu, dengan membawa berbagai wadah air seperti gallon, ember dan jerigen.
“Di sini untuk mendapat jatah pembagian air, warga harus mendaftar dulu di pengurus RT atau kelurahan, untuk selanjutnya di teruskan ke BPBD. Kami tentu saja sangat berterima kasih. Namun alangkah baiknya kalau pemerintah membuatkan saja sumur bor umum, supaya tidak repot harus dikirim terus seperti ini” ujar Zainab, salah seorang warga.
Situasi sama juga terjadi di beberapa desa dan kelurahan di Kabupaten Lampung Selatan, salah satunya di Desa Klawi, Kecamatana Bakauheni. Ratusan warga pada jam tertentu, telah berjejer dalam antrean panjang menunggu kedatangan pasokan air, yang dikirim kelompok relawan “Pustaka Perahu”. Setiap warga diberi jatah maksimal dua jerigen.
Untuk mengantisipasi terjadinya keributan warga, pembagian air bersih menggunakan sistim absensi. Warga yang datang awal, lebih dulu dapat jatah, demikian seterusnya. Warga rela menjalani aturan itu, karena lebih teratur dan adil.
“Sudah hamper satu bulan ini sumur-sumur kami tidak lagi ada air yang bias dipakai. Jadi kami sangat senang ada bantuan dari kelompok relawan ini, karena sangat membantu” kata Sri Hartini, salah seorang warga yang ditemui di sela-sela menjalani antrean.
Sebelum ada bantuan dari kelompok relawan ini, warga mengaku antre hingga dua hari untuk mendapatkan air besih dari sumber air sumur salah satu warga desa tetangga mereka. (ano)