Jambi, Kabarserasan.com — Tim kuasa hukum Reza Hazwen yang tergabung dalam tim Advokasi Muslim Jambi sangat kecewa berat terhadap Jaksa Penuntut Umum (JPU) saat menggelar sidang dugaan penistaan agama dengan terdakwa Reza Hazwen.
Hal ini ditegaskan Ketua Tim Advokasi Muslim Jambi Suratno dikawasan Kebun Handil, Kota Jambi, Selasa (11/4/2017) kepada sejumlah media.
Dia menilai JPU tidak serius untuk menghadirkan Owner Novita Hotel Sugianto alias Atik sebagai saksi di persidangan. Padahal sudah tiga kali dipanggil JPU.
“Mulanya hakim begitu semangat meminta saksi Atik dihadirkan dan melalui pengamanan polisi. Namun dikarenakan alasan sakit dan berobat di Singapore, akhirnya kesaksian Atik tidak dilanjutkan,” sesal Suratno.
Setidaknya dengan kehadiran saksi, ungkapnya, bisa mengatahui sejauh kebenaran atas peristiwa yang menimpa terdakwa di lokasi kerjanya.
“Semua itu kembali ke pihak JPU. Bila dianggap dakwaan tersebut, saksi wajib dihadirkan, ya harus dihadirkan. Bahkan hakim bisa upayakan paksa ke JPU untuk memaksa Atik memberikan kesaksiannya di depan pengadilan,” tuturnya.
Dengan kejadian ini, tim kuasa hukum terdakwa merasa prihatin sekali, karena publik tidak akan mengetahui aktor intelektual dibalik kejadian ini.
“Semua saksi yang dihadirkan JPU tidak satupun mengarahkan atau menyaksikan langsung bila terdakwa sebagai pelakunya,” ungkap Suratno sembari berharap keputusan yang diberikan hakim dapat adil dan berkeadilan.
Tim Advokasi Muslim Jambi tidak ingin terdakwa menjadi korban opini yang tidak benar. Pasalnya, berdasarkan fakta dalam proses persidangan terdakwa Reza tidak bersalah melakukan penistaan agama.
“Dalam sidang tersebut, tidak ditemukan cukup bukti kuat. Dan lagi saat gelar perkara, terdakwa sedikit ragu dalam mempraktekkan dugaan perangkaian lafaz Allah di Novita Hotel menjelang perayaan natal pada tahun lalu,” papar Suratno.
Tim Advokasi Muslim Jambi ini selanjutnya bertekad untuk berupaya habis-habisan membela Reza hingga bebas.
Penulis: Azhari
Editor: Amr
