Mempelai Pria Meninggal Dunia Satu Jam Sebelum Akad Nikah

Polisi di tempat kos Windi Kelvin, di Palembang

Palembang, Kabarserasan.com—Manusia boleh berencana, tapi tetaplah tuhan yang maha menentukan. Ungkapan itu sangat tepat menjelaskan, bagaimana rencana seorang pemuda di Kota Palembang yang sudah dengan persiapan matang menikahi gadis pujaannya, tapi tuhan berkehendak lain.

Keinginan Muhammad Kelvin—atau di kalangan temannya dikenal dengan panggilan Windi Kelvin, untuk menyunting kekasihnya Miftahul Jannah sebagai isteri, sebenarnya telah memenuhi semua syarat.

Rencana masa depan mereka telah direstui kedua orang tua, dan Minggu (15/01/2016) pagi sekitar pukul 08.00 WIB adalah waktu di mana keduanya akan mengucapkan janji sehidup semati sebagai sepasang suami isteri di depan penghulu, dilanjutkan resepsi dan jamuan makan bagi keluarga, kerabat dan teman keduanya.

Tapi tuhan memiliki rencna lain. Pagi itu, sekitar pukul 07.00 WIB atau satu jam sebelum proses pernikahan–diawali lamaran mempelai perempuan, orang tua angkat Kelvin yang datang untuk menjemput ke tempat akad nikah, menemukan sang pemuda tak lagi bernyawa, di tempat kosnya, di Jalan Pengadilan Tinggi Komplek Kelapa Gading, Kelurahan Karya Baru, Kecamatan Alang Alang Lebar, Kota Palembang, Sumatera Selatan.

“Orang tua angkatnya datang, dia curiga kok tidak terlihat salat subuh, lalu sampai jam segitu juga belum keluar. Pintu awalnya diketuk tapi kemudian digedor karena tidak ada jawaban dari dalam. Orang tua angkatnya lalu mengambil kunci dari jendela samping, lalu dibuka dan kaget, sudah tidak bergerak terbaring di tempat tidur” jelas Nurman, orang tua angkat Kelvin

Keruan saja, kabar kematian Kelvin membuat kaget semua anggota keluarga, terutama phak calon isterinya, yang sedang menunggu di rumah calon mempelai wanita, di Jalan Kancil Putih VII, Kelurahan Demang Lebar Daun, Palembang.

Undangan akad nikah dan resepsi pernikahan
Undangan akad nikah dan resepsi pernikahan

Miftahul Jannah, sang calon mempelai menangis sejadi-jadinya dan beberapa kali pingsan. Betapa tidak, musibah ini praktis membuyarkan semua impian ia dan Kelvin yang sudah di depan mata segera terwujud.

Atas permintaan keluarga, jasad Kelvin kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Palembang untuk diperiksa apakah ada hal yang mencurigakan dengan sebab kematiannya. Namun belakangan diketahui, hasil pemeriksaan dokter forensikmenunjukkan, tidak ada tanda-tanda khusus dari kematian pemuda ini.

“Hasil pemeriksaan kita gak jumpai tanda kekerasan baik kepala, wajah, tangan, kaki. Kita jumpai kekurangan oksigen, kemungkinan oleh karena sakit, kita dak tahu sakitnya apa. kalau dalam istilah kedokteran sadden death atau meninggal mendadak dalam 24 jam, yang umumnya karena serangan jantung dan sistem saluran pernapasan” ujar dr Indra Sakti Nasution, dokter forensik RS Bhayangkara Palembang.

Informasi terakhir, jenazah Kelvin Senin siang diberangkatkan ke Pekalongan, Jawa Tengah, untuk dimakamkan di kampong halamannya tersebut. Ia tercatat sebagai anak dari pasangan Tiong Tjan Thon alias Suryanto dan Tan Tang Kui alias Lili Mariana. Setahun sebelum kematiannya, ia masuk Islam. (*)

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here