Tak Masuk APBD Rencana Bangun Islamic Center Kembali Kandas

Walikota Syarif Fasha/ Foto. Azhari Sultan

Jambi, Kabarserasan.com—Rencana Pemerintah Kota Jambi membangunan gedung Islamic Center sekaligus pusat ekonomi kerakyatan di eks lahan lokalisasi Payo Sigadung “Pucuk”, di kawasan Kotabaru, Kota Jambi tahun 2017, hampir pasti kembali gagal.

Pasalnya, dana pembangunannya tidak dianggarkan pada APBD Kota Jambi tahun 2017. Selain itu, seperti diakui Walikota Jambi, Syarif Fasha, persoalan harga tanah yang mahal di kawasan itu, masih belum bisa dicari jalan keluarnya.

“Kita calling down dulu. Untuk pembangunannya tidak kita anggarkan di 2017. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan Tingginya harga tanah di kawasan itu membuat kita kesulitan untuk melakukan pembebasan lahan,” kata Syarif Fasha, kepada sejumlah wartawan di Jambi.

Padahal, kata Fasha, Pemkot Jambi telah menganggarkan dana sebesar  Rp. 1 miliar untuk membebaskan lahan. Ia terkejut saat mengetahui harga pasaran di kawasan yang akan dibangun Islamic Center.

“Awalnya kita anggarkan di tahun  2016 sebesar Rp. 1 miliar. Namun akhirnya kita kaget ternyata saat ini, harga satu bangunan sudah tembus Rp. 4 miliar,” ujar Fasha dengan nada keheranan.

Eks Lokalisasi Payo Sigadung/ Foto.jambiupdate.co
Eks Lokalisasi Payo Sigadung/ Foto.jambiupdate.co

Untuk itu Pemkot Jambi akan menunggu sampai ada kesempatan yang tepat untuk membebaskan lahan di kawasan tersebut. Seperti diketahui, wacana menyulap lahan eks lokasilisasi Payo Sigudang menjadi pusat pengembangan Islam dan sentra ekonomi UMKM, sudah ada sejak 2014 namun belum juga terealisasi.

“Kita tunggu dululah. Karena ada beberapa rumah yang ternyata sudah kosong dan pemiliknya sudah pulang ke Pulau Jawa. Yang tinggal hanya penjaganya saja. Ada juga beberapa orang yang menelepon saya katanya mau menjual rumahnya. Makanya saat ini kita tunggu dulu,” tuturnya.

Menurut Fasha, kawasan eks lokalisasi Payosigadung tersebut akan dijadikan sebagai kawasan bermanfaat. “Pokoknya kita ingin kawasan ini sebagai kawasan bermanfaat. Baik nantinya sebagai Islamic Center ataupun pusat UMKM,” ungkapnya.

Untuk diketahui kawasan eks prostitusi Pucuk Payosigadung tersebut sudah ada sejak puluhan tahun silam. Baru di masa Walikota Jambi dijabat Syarif Fasha, pada tahun 2015 lalu lokasi esek-esek ternama di Provinsi Jambi berhasil digusur, walaupun ada pertentangan sebelumnya.

Selain itu, sebagai bentuk penegakan hukum, Pemkot Jambi sudah membuat Peraturan Daerah Nomor 2/2014 tentang pemberantasan pelacuran dan perbuatan asusila. (azi)

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here