Sekretaris Daerah (Sekda) Kabuapaten Muara Enim Hasanudin menilai, jembatan tersebut harus segera diperbaiki.
” Jembatan ini satu-satunya akses bagi masyarakat untuk kewilayah perkebunan/petaninan mereka. Pemkab menilai hal ini sangat penting untuk segera ditangani. Bukan tanggap darurat tetapi penanganan pasca bencana,” kata Hasanudin kepada Kabarserasan.com di ruang kerjanya, Rabu (08/06/2016).
Namun, lanjut Hasan, karena belum teranggarkan di APBD padahal akses tersebut sangat dibutuhkan masyarakat maka pihaknya mengusulkan penganan pasca bencana itu melalui dana tak terduga yang diperkirakan menelan dana sebesar Rp 1,87 miliar.
” Akan segera kita usulkan ke bupati untuk segera ditanggulangi melalui dana tak terduga. Kalau melalui proses anggaran, “perjalanannya” masih panjang. Harus di ABPD Perubahan bisa bulan September atau Oktober. Sementara masyarakat sangat membutuhkan akses itu,” jelasnya.
Selain itu Pemkab juga mencari solusi untuk penanganan banjir secara umum di kota Muara Enim. ” Kita sudah meminta kepada SKPD teknis supaya, titik-titik banjir di monitor dan di evaluasi. Apa penyebab banjir, yang selama ini bisa dikatakan tidak pernah, kemudian terjadi banjir besar, seperti di Pelawaran dan di jalan Narada,” kata Hasan.
Menurut Hasan, dari yang dia terima, ada sembilan sumber air yang mengalir ke tempat itu. ” Nah kalau memang seperti itu, artinya sumber air tersebut harus dipisah muaranya. Dan daerah aliran sungainya (siring besar) memang harus diperbaiki. Sudah ada 100 meter yang dibangun PTBA, kita minta PTBA melanjutkan pembangunan siring tersebut,” jelas Hasan.
Disisi lain, Pemkab Muara Enim juga sudah mengusulkan kepada BNPB Pusat agar sungai-sungai yang ada ditangani secara khusus. ” Kalau sekarang bisa dilihat, sungai kita seperti huruf S, hal ini tentu membuat aliran air menjadi terganggu. Nah kalau sungainya diluruskan diharapkan arus air tidak tersendat,” tutupnya.
Penulis: Khairul Amri
Editor: Amr
Â
Â
Â
