Siti Sahnah (60), Ibu Samsudin mengungkapkan, sudah 25 tahun anaknya mengalami gangguan jiwa. Pihak keluarga sudah berusaha mengobati Samsudin dengan cara tradisonal namun upaya itu belum membuahkan hasil.
“Saya terpaksa mengurungnya, malu dengan tetangga sekitar. Kelakuan anak saya berbeda dengan orang lain. Anak kami dikurung sendiri di dalam rumah,” kata Siti kepada Kabarserasan di kediamannya, Senin (18/01/2016).
Sambil menangis Siti menuturkan, dia ingin sekali membawa anaknya diobati dengan cara medis. Namun, ketidaan biaya membuatnya tak bisa melakukan hal itu. ” Saya ingin sekali ngobati Samsudin ke dokter, namun kami tak punya uang,” ujarnya.
Penghasilannya sebagai penjual buah sangat jauh dari cukup. Jangan kan untuk mengobati Samsudin, untuk makan saja keluarganya masih kesulitan. ” Penghasilan saya tidak tentu. Terkadang seharian berkeliling hanya bisa mendapat beras sekilo. Bagaimana mau mengobati dia,” berkeliling jual buah.
Siti berharap, pemerintah bisa mengulurkan tangan kepada keluarganya. ” Kami ini lah puluhan tahun belum menikmati listrik. Janganke lampu listrik, makan bae lagi pas-pasan. Saya harap pemerintah bisa membantu, paling tidak untuk pengobatan anak saya hingga sembuh,” harapnya.
Selain Samsudin, warga lain yang terkena penyakit gangguan jiwa adalah Maknun (53) warga Desa Betung Induk kampung 2 Kecamatan Abab. Bedanya, Maknun terpaksa dipasung karena sering ngamuk.
Ateng, warga setempat menceritakan Maknun mengalami gangguan jiwa setelah mengalami kekerasan fisik saat masih menjadi siswa SD di desanya. ” Orang tuanya sudah meninggal. Warga Desa yang merawatnya. Dia terpaksa kami pasung, karena kalau ngamuk bisa membahayakan warga lainnya,” kata Ateng.
Sementara Camat Abab Drs Arpan yang dihubungi terpisah membenarkan ada warganya yang mengalami gangguan jiwa. ” Memang benar, di Kecamatan Abab ini ada dua warga yang mengalami penyakit gangguan jiwa, yakni di Desa Betung Selatan dan Desa Betung Induk,” jelas Camat Arpan.
Pihak kecamatan kata dia, telah berupaya untuk membantu keluarga tersebut. ” Kami sudah beberapa kali mengajukan usulan kepada pemerintah terkhusus kepada Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan PALI agar bisa memberikan bantuan. Namun hingga saat ini belum ada respon,” kata Arpan.
Dia berharap pihak terkait agar segera memberikan bantuan. ” Jika tak segera diatasi ini bisa menjadi persoalan. Karena itu kami berharap usulan kami segera ditindaklanjuti oleh pihak Dinkes maupun Dinsos,” pungkasnya.
Penulis   : Hermansyah
Editor     : Khairul Amri
Â
Â
Â