Laba Bersih PTBA Melampaui Espektasi

Stefanus Darmagiri, analis Danareksa Sekuritas mengatakan, perolehan laba tersebut sudah merefleksikan 97 persen dari total target laba bersih perseroan tahun ini berdasarkan estimasi yang disusun Danareksa Sekuritas. Hingga akhir 2015, laba bersih perseroan bisa mencapai Rp 1,56 triliun.

Sampai kuartal III-2015, Bukit Asam mencetak peningkatan penjualan dari Rp 9,65 triliun menjadi Rp 10,5 triliun. Laba kotor turun dari Rp 3,06 triliun menjadi Rp 2,96 triliun. Sedangkan laba bersih turun tipis dari Rp 1,58 triliun menjadi Rp 1,51 triliun. Meski turun, perseroan berhasil mendongkrak laba bersih kuartal III-2015 sebesar 56 persen menjadi Rp 710 miliar, dibandingkan kuartal II-2015.

Perseroan mencetak peningkatan pendapatan dari Rp 9,65 triliun menjadi Rp 10,5 triliun hingga September 2015 atau merefleksikan 77 persen dari estimasi pendapatan Bukit Asam tahun ini sesuai perkirakaan Danareksa Sekuritas. Peningkatan penjualan itu didukung atas pertumbuhan volume penjualan dari 13,2 juta ton menjadi 14,3 juta ton sampai September 2015.

” Pesatnya pertumbuhan laba bersih tersebut ditopang atas berjalannya efisiensi biaya perseroan dengan penurunan rasio nisbah pengupasan tanah menjadi 4,1 kali pada kuartal III-2015, dibandingkan dengan kuartal II-2015 sekitar 4,5 kali, penurunan biaya kontrak pertambangan batubara, dan pengangkutan batubara. Hal ini membuat margin keuntungan perseroan melonjak,” kata Stefanus.

Bukit Asam sepanjang kuartal III-2015. Sejumlah efisiensi yang diterapkan adalah menurunkan rasio nisbah pengupasan batubara (stripping ratio) dari tanah dan penurunan royalti batubara sekitar 11 persen menjadi Rp 563,01 miliar. Stripping ratio turun dari 4,5 kali menjadi 4,1 kali. Sedangkan perkiraan hingga akhir tahun sebesar 4,6 kali.

Terkait volume penjualan batubara, dia menjelaskan, Bukit Asam ditargetkan menjual sebanyak 19,9 juta ton batubara tahun ini atau naik sekitar 10,6 persen dari perolehan tahun lalu. Peningkatan penjualan batubara akan ditopang atas rampungnya perluasan pelabuhan Tarahan, rampungnya trek ganda kereta api batubara Prabumulih menuju Tanjung Enim, dan kehadiran lokomotif dan kereta baru sejak tahun lalu.

“Kami memperkirakan volume produksi batubara perseroan cenderung bertumbuh ke depan, seiring rampugnnya perluasan pelabuhan Tarahan di Lampung dan dimulainya komersial pembangkit listrik mulut tambang Banjarsari. Hal ini diharapkan mempertahankan peningkatan kinerja keuangan ke depan,” jelas Stefanus.

Editor    : Khairul Amri

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here