Pengrajin Ambung Berharap Uluran Tangan Pemerintah

Alhasil, kerajinan tangan yang banyak digunakan untuk wadah sayuran, buah dan lain-lain ini semakin sedikit produksinya. Padahal membuat ambung adalah satu-satunya mata pencaharian dia untuk menafkahi keluarga.

” Sejak umur delapan saya mengeluti pekerjaan ini. Saat ini sangat sulit untuk mendapatkan bahan baku,” kata Rusdi kepada Kabarserasan di Tanah Abang, Kamis (22/10/2015).

Rusdi mengungkapkan, untuk membuat dua buah ambung dia harus mengeluarkan uang sebesar Rp 25 ribu untuk satu gulungan bahan baku. ” Dalam satu gulungan bisa dapat dua ambung. Satu ambung saya jual Rp 50 ribu,” jelasnya.

Satu ambung, kata Rusdi, dia kerjakan dalam tempo dua hari.Dalam satu bulan biasanya dia bisa menghasilkan 12 ambung. ” Itupun dibantu Cik Amsiah istrinya. ” Kami hanya mengandalkan usaha ini. Jika bahan baku tak ada, saya tidak bekerja,” lanjutnya.

Dia berharap ada uluran tangan dari pemerintah membantu dana untuk usahanya. ” Dengan dana bantuan tersebut, saya bisa mengembangkan usaha ini,” ujarnya.

Di sisi lain, Rusdi meminta instansi terkait dalam membagikan raskin (beras miskin) agar merata dan tepat sasaran. Menurut dia, pembagian raskin di Desa Suka Raja dan Desa Curup ini terkesan pilih kasih.

” Saya kecewa, kenapa wong yang punya segalonyo dapat raskin, pembagian sembako dapat jugo. Kami idak dapat. Harapan kami kepada pemerintah supaya pembagian tersebut bisa  merata dan segera di data  ulang, “pungkasnya

Penulis    : Hermansyah
Editor      : Khairul Amri

 

 

 

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here