F1-6 TNI Gagal Take Off, Ternyata Pesawat Bekas

Dia mengatakan pesawat yang jatuh itu merupakan salah satu dari 24 jet tempur yang dibeli dari Amerika Serikat dengan anggaran dana USD 800 juta hasil kesepakatan (MoU) tahun 2010-2011 lalu.

“Saran saya 24 pesawat itu harus dicek ulang dan investigasi. Sekarang sebagian masih ada di Amerika, yang ada di sini dicek lagi, di investigasi daripada membahayakan pilotnya,” kata Tubagus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (16/4/2015).

Menurut dia, ketika itu, Komisi I DPR menolak rencana pemerintah membeli pesawat bekas dari Amerika. Sesuai rencana dan strategi awal, pemerintah sedianya membeli enam unit F16 keluaran terbaru dengan anggaran USD 650 juta. Namun, tiba-tiba rencana diubah membeli pesawat bekas 24 unit dengan alasan mendapat lebih banyak.

Padahal, Komisi I bersikukuh agar pemerintah sebaiknya membeli F16 Blok 60 yang merupakan keluaran terbaru dengan teknologi lebih canggih. Seperti daya tangkal terhadap musuh dan efek determinasi lebih tinggi.

“Di wilayah Asia pun Blok 60 itu yang paling bagus, dapat enam unit dengan persenjataan tapi kalau tanpa senjata bisa delapan unit. Tapi yang dipilih malah yang bekas,” sesalnya.

Belakangan diketahui bahwa 24 unit F16 yang dibeli pemerintah era Susilo Bambang Yudhoyono itu adalah pesawat yang sudah digudangkan di Gurun Arizona alias dianggap tidak layak tempur. Bagian-bagian pesawat yang masih bisa dipakai kemudian disubstitusi satu sama lain agar menjadi layak terbang kembali.

Oleh Angkatan Udara Amerika Serikat sendiri, pesawat-pesawat tersebut dalam peruntukkannya tidak digunakan untuk bertempur. Melainkan sekedar pendukung kekuatan di dalam negeri untuk patroli rutin.

“Kita punya duit kok tidak beli yang bagus, yang lengkap. Kenapa malah beli yang bekas, saya tidak habis pikir, katanya karena bisa beli banyak. Toh, tiap tahun ada uang, kan negara bisa membeli, kan banyak dan bagus,” ujarnya.

Karena itu, ke depannya, Politisi PDI Perjuangan itu berharap pemerintah tidak hanya mengikuti saran rekanan dalam pembelian alat utama sistem pertahanan (alutsista), khususnya pesawat tempur.

“Jadi, mari kita evaluasi, jangan lagi beli perlengkapan yang di-direct oleh rekanan. Rekanan kan pendekatannya untung. Kan kasihan perwira kita, itu senjata-senjata yang sudah rongsok diperbaiki kemudian dijual ke kita,” kata dia.

Diketahui, pesawat tempur F-16 dengan registrasi TS-1643 terbakar saat hendak take-off dari Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis 16 April 2015. Pesawat F-16 itu direncanakan akan melaksanakan misi “Fly Pass” pada acara pembaretan Presiden Jokowi dengan rute Halim Perdanakusuma-Mabes TNI Cilangkap.

“Pesawat TS-1643 akan melaksanakan misi Fly Pass pembaretan RI-1 (Joko Widodo). Rute yang dilalui antara lain Halim- Mabes TNI dan kembali ke Halim,” kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto, saat dikonfirmasi, di Jakarta, Kamis (16/4/2015). (Nis/Amr)

Berita Lain:
KPK Kembali Panggil Alex Noerdin Terkait Kasus Wisma Atlet
Komunikasi Simpangsiur, KIH Bentuk Setgab
Megawati Ingatkan Jokowi-JK Soal Penumpang Gelap
Warisan IMF, UU Perbankan Perlu Direvisi

 

 

 

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here