Acara Pemilihan BGP Menuai Kritik Tokoh Masyarakat

Pemerhati kebudayaan Kabupaten Pali, Indra SEtia Haris menilai, ajang pemilahn duta budaya itu justru jauh dari kebudayaan asli Kabupaten Pali. “Seharusnya panita menonjolkan dan mengedepankan kebudayaan Pali dalam pentas BGP ini. Kalau saya perhatikan arahnya justru tidak jelas,” ujar Indra kepada sejumlah wartawan di Talang Ubi, Minggu (8/3/2015).

Menurut Indra, seharusnya yang ditonjolkan dalam ajang ini adalah kesenian khas Pali. “Dari segi pentas dan penataan lampu, kita akui sangat bagus. Tetapi yang membuat kita sedih tidak ada penampilan budaya asli Pali. Tarian daerah Pali tidak ditampilkan. Lagu-lagu khas Pali pun tidak ada. Ini sangat menyedihkan. Pali kehilangan identitas,” ujar Indra.

Senada dengan Indra, tokoh pemerhati pendidikan Kabupaten Pali Nurman Valuti juga menyesalkan pelaksanaan acara yang dianggapnya asal-asalan. “Acaranya cuma begitu-begitu saja sementara dana yang dihabiskan mencapai Rp400 juta yang diambil dari APBD. Ini kan tidak wajar, dengan dana sebesar itu harusnya gaungnya lebih luas dan acaranya juga seharusnya lebih meriah. Ini saya lihat sepi-sepi saja,” kata Nurman dengan nada kesal.

Disisi lain, Nurman juga mempertanyakan kapasitas Komunitas Wong Pendopo (KWP) sebagai penyelenggara. Sebab setahu Nurman, KWP hanya organisasi masyarakat perantau asal Pendopo yang lebih banyak bergerak di bidang sosial. Yang jelas belum berpengalaman dalam menyelenggarakan aacra seperti pemiliahan Bujang Gadis Pali.

“Saya belum pernah dengar, KWP itu mengadakan acara seperti ini. Artinya mereka tidak berpengalaman. Lantas penunjukan KWP itu dasarnya apa? Dengan dana Rp400 juta seharusnya dilakukan tender atau lelang. TIdak bisa asal tunjuk saja,” jelas Nurman.

Dirinya mengaku sudah konfirmasi dengan PPTK-nya, Kabid Kebudayaan Dinas Dikbud, Haris Munandar. Dia mengatakan Event Organizernya (EO) salah satu perusahaan dari Palembang. Tapi dia justru tidak tahu nama Event Organizernya. “Ini kan aneh, PPTK tidak tahu nama pelaksanaanya. Anehnya lagi muncul nama KWP. Jadi acara ini tidak jelas juntrungannya,” tambah Nurman.

Sementara Kabid Kebudayaan Dinas Dikbud, Haris Munandar menjelaskan, terkait penyelenggaraan yang tidak melalui tender ini dibenarkan. “Kegiatan
yang diharuskan tender itu kan konstruksi. Kalau menggunakan EO  tidak perlu tender. Boleh penunjukan langsung,” terang Haris. (Her/Amr)

Berita Lain:
Aries HB Terpilih Menjadi Ketua DPC PDIP Muara Enim
Muara Enim Ditunjuk sebagai Laboratorium Inovasi Daerah
Kemenhut Bebaskan 3 Desa Di Hutan Lindung Di Kecamatan Semende
Semifinalis Bujang Gadis PALI Bersaing Ketat untuk Maju ke Final
Petani Karet Tewas Dibacok Tetangga
Tower Disambar Petir, Warga Minta Ganti Rugi
Curi KWH, Anggota Wanra Diciduk Polisi
Karyawan PT BA Pengguna Narkoba Terancam Dipecat
Edarkan Sabu, Karyawan PT BA Ditangkap Polisi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here