Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Ditjen Pajak Kemenkeu Dadang Suwarna menegaskan, penunggak pajak diberi kesempatan menyelesaikan kewajibannya selama 30 hari. Jika tak juga melunasi, penunggak pajak bakal dicekal selama enam bulan dan hanya bisa diperpanjang satu kali.
“Jika dalam 6 bulan kedua, si wajib pajak ini tetap tidak membayarkan tunggakan pajaknya, maka akan dilakukan upaya gijzeling atau penyanderaan dengan menjemput paksa,” kata Dadang di Lapas Salemba, Jakarta, Jumat (30/1/2015).
Penunggak pajak bakal dijebloskan maksimal satu tahun. Setelah masa itu habis, pemerintah bakal membebaskannya, meskipun masih menunggak. “Namun, kami akan tetap melakukan penelusuran terkait aset-aset yang dimiliki si wajib pajak. Setelah ditemukan asetnya maka akan kami lakukan penyitaan,” ujar Dadang.
Sebelumnya Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro telah mengeluarkan Surat Izin Penyanderaan No. SR-366/MK.03/2015 pada 28 Januari 2015. Ditindaklanjuti Surat Perintah Penyanderaan dari Kepala kantor pelayanan pajak (KPP) No. Porint.02/WPJ/.07/KP/2015. (Kur/Amr)
Berita Lain:
Ketemu Jokowi, Prabowo Singgung Pengangkatan Budi GunawanÂ
Hotel Griya Serasan Berhenti BeroperasiÂ
Ratusan Penambang Tolak Penutupan Tambang Rakyat Â
Dishub Muara Enim segera Turunkan Tarif Angkutan Â
Nasib Budi Tergantung JokowiÂ
Dana Desa Rawan Jadi Bancakan PolitikÂ
Bambang Widjojanto Bisa Praperadilankan Polri Â
ICW: Penangkapan Bambang, Bola Panas JokowiÂ
KPU SIap Laksanakan Pilkada SerentakÂ
133 Terpidana Mati, Tunggu Giliran DieksekusiÂ
Â
Â
Â