PT Bukit Asam Bantu Pembangunan Kebun Raya Sriwijaya

Direktur Umum PTBA Maizal Ghazali

Palembang, Kabarserasan.com–Rencana Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan membangun Kebun Raya Sriwijaya yang akan menjadi tempat penanaman obat-obatan yang pertama di Indonesia, mendapat dukungan sejumlah pihak, salah satunya perusahaan batubara, PT Bukit Asam (Persero) Tbk.

PT Bukit Asam bersama  PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Bank Sumsel Babel), PT Pertamina, PT Sentosa Bahagia Bersama,  PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkinro), bekerjasama patungan untuk mendanai pembangunan Kebun Raya Sumatera Selatan (Sumsel) tersebut, dengan dana investasi senilai Rp 24 miliar.

Kebun Raya Sumsel yang rencananya akan dibangun di atas lahan seluas 100 hektar ydi Desa Bakung, Kecamatan Karang Jaya, KM 45,  Kabupaten Ogan Ilir ini rencanaya akan selesai 2018 nanti.

Nota nota kesepahaman antara PTBA Tbk yang diwakili Direktur SDM dan Umum Maizal Gazali dengan Gubernur Sumsel Alex Noerdin yang disaksikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya ditandatangani Selasa (13/2015) di Griya Agung, Palembang.

Menurut Maizal Gazali, PTBA memberikan bantuan sebesar Rp9.229.093.980 yang berasal dari dana CSR (Corporate Social Responsibility). Bantuan tersebut bukan dalam bentuk dana tunai melainkan PTBA membangun zona kantor pengelola dan pusat informasi pengunjung senilai dana tersebut.

“PTBA ingin berkontribusi dan ikut mendukung realisasi pembangunan Kebun Raya Sriwijaya yang digagas Gubernur Sumatera Selatan, merupakan kebun raya pertama di Sumatera Selatan,” kata Maizal Gazali.

Sementara itu Kepala Balitbangnovda Sumsel Ekowati Retnaningsih mengatakan kebun raya tanaman obat ini merupakan pertama di Indonesia. “Kebun raya ini akan mulai dibangun 2015. Kebun raya Sriwijaya akan berbeda dengan kebun raya yang sudah ada di Indonesia. Kebun raya ini lebih banyak akan
diisi oleh jenis tanaman obatan khususnya yang hidup di berbagai daerah di Sumatera Selatan,” katanya.

Menurut Ekowati, dibutuhkan biaya yang besar untuk membangunnya.“Kita membutuhkan dana sebesar Rp394,17 miliar yang bersumber dari APBN sebesar Rp158,77 miliar dan APBD Sumsel Rp67,62 miliar. Kita juga akan melibatkan mitra seperti perusahaan swasta, perbankan dan juga BUMN untuk berpartisipasi. Dari para mitra kita harapkan bisa terkumpul Rp167,77 miliar,” jelas Ekowati. (Me)

 

 

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here