Kopi Semende Rambah Ibukota

Setelah menjadi mitra binaan PT Bukit Asam produk kopi tersebut merambah hotel berbintang, seperti Hotel Four Season di bilangan Jl Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan. “Saat ada even kopi asal Semende ini kita kenalkan dan bila ada order kita layani,” ujar Sigit, fasilitator dari yayasan Al-Azhar Jakarta ditemui disela kegiatan Rapat Umum Pemegang Saham PTBA, beberapa waktu lalu.

Kopi Semende yang ditawarkan pada peserta rapat RUPS dan tamu hotel, memiliki 3 cita rasa yakni,  black coffee, cappuccino dan espresso. Yayasan Al Azhar diketahui menjadi pendamping kelompok tani kopi asal Desa Pelakat, Kecamatan Semende Darat Ulu, Muara Enim. Desa Pelakat diprogramkan Al Azhar menjadi salah satu desa gemilang.

Menurut Sigit dalam kegiatan RUPS tersebut mereka mengolah sekitar 3,5 sampai 4 kg biji kopi. Jumlahnya sekitar itu untuk tamu sekitar 350 orang. Program pendampingan itu, kata dia, telah dilakukan sejak listrik telah masuk desa tersebut melalui pembangkit listrik yang dibangun PTBA. Yang menarik, kata Sigit, untuk membiayai pembangkit listrik tenaga mikro hidro yang telah beroperasi untuk penerangan di Desa Pelakat itu,  penduduk membayar dengan biji kopi.

“Dari PTBA telah membantu untuk kemasan dengan label khusus, sehingga kopi Semende tersebut lebih memiliki nilai jual,” katanya. Sebetulnya kopi Semende sudah lama merambah tempat-tempat elit di Jakarta. Beberapa cafe terkenal di Jakarta sudah cukup lama menjadi pelanggan biji kopi Semende. Hal diungkapkan Hang Kiang, pemilik usaha kopi yang dikenal dengan label Kopi Bintang. Produsen kopi yang cukup terkenal di Muara Enim.

Menurut Hang Kiang, sudah sekitar 10 tahun dia  menjadi pemasok biji kopi Semende untuk beberapa cafe di Jakarta. Namun sayangnya diberi label berbeda, bukan kopi Semende. “Ada perjanjian dengan mereka saya tidak boleh memberi label kopi yang saya kirim,” ujarnya saat ditemui Kabarserasan, di Muara Enim, beberapa waktu lalu.

Hang Kiang mengungkapkan, setiap bulan 60 – 100 kilogram dia memasok biji kopi untuk cafe-cafe tersebut. Khusus untuk produksi kebutuhan mereka, kata Hang Kiang, dia memproses dengan cara tradisional. Berbeda dengan untuk kebutuhan lokal yang diproses dengan mesin.

“Ini untuk menjaga agar cita rasa dan aromanya tidak berubah. Karena ini yang paling disukai oleh pencinta kopi disana,” ujarnya. Melihat animo masyarakat Jakarta terhadap kopi Semende, tentu pihak terkait sudah selayaknya memberikan perhatian lebih. Khsususnya untuknya untuk pemasaran. Karena hal inilah yang masih dirasakan kurang.

Beberapa waktu lalu, Kopi Semende juga ikut meramaikan salah satu acara dagang di Amsterdam, Belanda. Masyarakat disanapun ternyata menyukai aroma dan cita rasa kopi dari Semende ini. Keikutan sertaan kopi Semende dalam acara tersebut, merupakan salah satu cara yang dilakukan Pemkab Muara Enim agar kopi Semende bisa go international. Jika semua pihak terkait mau memberi perhatian  serius, tentu bukan hal yang mustahil jika suatu saat kopi semende bisa dikenal diseluruh dunia.(Amr)

 

Berita Lain:
PTBA Raih Laba Bersih Rp.1,83 Triliun 
Bangunan Pasar Desa Air Lintang Mubazir
Lingkungan Kantor SKPD Tak Terawat 
Wakil Bupati Muara Enim Lantik 106 Pejabat Eselon 

 

 

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here