Hamdan Zoelva, Ketua MK Yang Baru

Pemilihan berlangsung dua putaran, dengan masing-masing hakim memiliki satu hak suara. Pada pemilihan putaran pertama Hamdan meraih 4 suara, Arief Hidayat 3 suara. Karena tidak ada yang meraih suara mayoritas maka sesuai tata tertib pemilihan Ketua MK, pemilihan harus dilakukan dua putaran.

Proses pemilihan Ketua MK tersebut dipimpin Hamdan Zoelva sebagai Wakil Ketua MK. Setelah pemilihan Ketua MK, rapat pleno dilanjutkan memilih Wakil Ketua MK, mengisi posisi yang ditinggalkan Hamdan Zoelva. Lewat proses voting, Arief Hidayat akhirnya terpilih sebagai Wakil Ketua MK yang baru.

Hamdan Zoelva dilahirkan di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, 21 Juni 1962. Sarjana hukum hubungan internasional Universitas Hasanunddin, Makassar, 1986 ini, pernah menekuni profesi sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi, menggeluti profesi pengacara , sebelum akhirnya terjun ke dunia politik menjadi anggota DPR RI dari Partai Bulan Bintang (PBB) periode 1999-2004.

Tahun 2010 Hamdan Zoelva menyelesaikan kuliah doktoral di Universitas Padjajaran, Bandung, dengan disertasi berjudul “Pemakzulan Presiden di Indonesia”.

Saat menjadi anggota DPR sempat menduduki jabatan Wakil Ketua Komisi II (Komisi Hukum). Pernah pula menjadi anggota Panitia Ad Hoc Perubahan Pertama hingga Perubahan Keempat UUD 1945. Selesai menjabat anggota DPR RI, Hamdan kembali menekuni profesinya sebagai pengacara, dan sempat mendirikan Law Firm Zoelva & Januardi di Jakarta. Tahun 2009, ia terpilih sebagai hakim konstitusi yang pada 13 Agustus 2013 dipercaya sebagai sebagai Wakil Ketua MK.

Terpilihnya Hamdan Zoelva yang berlatar belakang politisi diperkirakan tak akan menyenangkan para kritikus MK, terutama pihak yang menghendaki MK dipimpin oleh hakim dari jalur nonpolitisi.

Keraguan itulah yang harus dijawab Hamdan Zoelva dengan kerja keras. Hamdan sendiri usai terpilih sebagai Ketua MK mengakui, tugasnya ke depan sangat berat, yakni harus mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada lembaga MK, yang setelah kasus tertangkapnya Ketua MK Akil Mochtar, citranya jatuh. (Jun)

 

 

 

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here