Warga Suku Anak Dalam Masuk Islam Karena Butuh Kepastian

Walikota Jambi Syarif Fasha dan Syaikh Ali Jaber/ Foto: Azhari Sultan

Jamb, Kabarserasan.com—Keputusan ratusan warga suku anak dalam (SAD) masuk Islam bukan tanpa praduga, bahwa keputusan warga Dusun Kelapo, Sungai Rengas, Kabupaten Batanghari Jambi itu karena paksaan, atau dimotivasi iming-iming tertentu.

Tapi semua dugaan itu dibantah Tumenggung (Kepala Suku) Dusun Batang Kelapo, Sungai Rengas, Kabupaten Batanghari Muhammad Yusuf, pemimpin structural dalam komunitas SAD ini. Yusuf menegaskan, keputusan ratusan warga SAD atau yang sering disebut anak rimba itu masuk Islam, atas keinginan dan kesadaran mereka sendiri.

Meski demikian diakui Yusuf, salah satu yang memotivasi mereka, karena warga SAD yang kini berstatus muallaf itu, butuh kepastian, baik menyangkut legalitas kependudukan sebagai  warga negara Indonesia maupun kepercayaan yang mereka anut.

“Ini merupakan niat kami sendiri untuk menganut agama Islam, bukan karena paksaan, apalagi anak-anak kami juga ingin bersekolah, Kami sebagai anak rimba butuh legalitas yang jelas dalam agamanya, dan kependudukannya,” kata Yusuf.

Soal afama Islam yang dipilih, lanjut Yusuf, k,arena bagi mereka agama Islam membawa keindahan, dan ketentraman.

“Kami selama ini tidak memiliki ajaran agama, jadi kami merasa agama Islam membawa kesejukan bagi kami, beda sewaktu kami tidak memiliki agama. Apalagi saya ini lebih dulu dari warga saya yang lainnya yang menganut agama Islam, maka itu ketika mereka datang ingin butuh kejelasan legalitas, mereka melihat ingin menganut agama sama seperti yang saya kini, yaitu Islam,” tuturnya.

Selanjutnya, setelah ratusan warganya menganut agama Islam, Yusuf pun merasa bertanggungjawab kepada warganya. “Insyaallah, agama Islam ini merupakan agama kita seterusnya sampai kapanpun,” tukasnya.

Yusuf juga berterimakasih atas upaya lembaga adat dari Yayasan Agrapana Bumi Indonesia (YABI) ataupun FPI yang bersusah payah membantu membawa warganya kepada bapak Rajo Fasha (maksudnya Walikota Syarif Fasha) selaku Walikota Jambi.

Walikota Jambi Syarif Fasha pun mengaku sempat mendengar dugaan miring itu namun baginya, itu tidak perlu menjadi hambatan untuk memenuhi keinginan warga SAD ini menentukan pilihan kepercayaannya.

“Iya memang ada kita dengar halangan-halangan disana. Kita tidak tau siapa oknum itu.

Saya mendapatkan laporan katanya, ada dari mereka (SAD) yang sudah mau berangkat tiba-tiba tidak jadi, dikarenakan adanya oknum-oknum yang mengiming-imingi mereka, agar siapa yang membatalkan berangkat ke Kota Jambi nanti akan diberikan uang senilai Rp. 2,5 juta,” katanya.

Warga Suku Anak Dalam (SAD)

Selain itu, tambah Fasha, selain imingan uang untuk suku anak dalam yang sebelumnya ingin berangkat ke Kota Jambi juga sempat ditakut-takuti dan diintimidasi.

“Dalam isu itu, bagi mereka SAD yang berangkat, nanti di Kota Jambi akan dipisah-pisahkan dengan keluarga mereka, sehingga sebagian mereka yang mau berangkat tiba-tiba ada yang membatalkan keberangkatan ke Kota Jambi,” jelasnya.

Bagi Fasha, jika itu bukanlah sebuah hal yang sangat penting. Fasha juga menegaskan jika nanti bagi mereka yang telah menganut agama Islam, dirinya akan segera berkoordinasi dengan pemerintah setempat khususnya bagian Dukcapil untuk pencatatan sipil mereka nantinya.

“Nanti bagi mereka yang sudah menganut agama Islam ini, kita akan segera berkoordinasi kepada pemerintah daerah disana, khususnya Dukcapil untuk data kependudukan mereka,” imbuhlnya.

Sementara menurut Syaikh Ali Jaber yang turut serta membimbing salah seorang warga SAD mengungkapkan dua kalimat syahadat sebagai tanda seseorang masuk agama Islam, mengaku terharu dan gembira.

“Ini sangat baik. Meski demikian tidak ada unsur pemaksaan dalam mimilih agama. Insyaallah mereka istiqomah dalam beribadah sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW,” harap Syeikh Ali. (azi)

Baca Berita Lainnya: Warga Suku Anak Dalam Tewas Diserang OTK

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here