Sidak Gubernur Zola di RSUD Jambi Disikapi Pro dan Kontra

Gubernur Jambi Zumi Zola saat Sidak di RSUD Jambi/ Foto: Azhari Sultan

Jambi, Kabarserasan.com—Reaksi po dan kontra muncul dari beberapa kalangan, terkait inspeksi mendadak (Sidak) Gubernur Jambi Zumi Zola di RSUD Raden Mattaher Jambi akhir pekan lalu. Ada yang mengecam, tapi juga ada yang memaklumi bahkan memuji tindakan tersebut. Dirjen Otonomi Daerah Sumarsono, termasuk yang memahami tindakan Zola itu.

Ketua Umum Solidaritas Masyarakat Untuk Kemanusiaan dan Advokasi (Somasi) Provinsi Jambi Fikri, termasuk yang mengecam dan menilai tindakan Gubernur Zola itu sebagai tindakan arogan seorang kepala daerah.

Menurut Fikri, sebagai gubernur, Zola telah bersikap tidak pantas dengan aparaturnya. Apalagi jika sampai menghukum dengan menonaktifkan dokter dan perawat, yang saat Sidak pada dini hari itu ditemui sedang tidur.

“Janganlah bersikap arogan dengan memukul meja dan membuat sejumlah perawat ketakutan seperti yang ada di video yang ramai beredar di media sosial. Kan bisa disampaikan dengan cara baik-baik, santun dan profesional,” kata Fikri, kepada kabarserasan.com, Senin (23/01/2017)

Menurut Fikri, Zola harusnya bersikap arif dan bijaksana. “Belum tentu yang akan dinonaktifkan tersebut 100 persen salah, tahunya yang bersangkutan sudah bekerja secara profesional selama ini,” sesalnya.

Fikri menilai, sidak yang dilakukan Zola pada malam hari tersebut tidak tepat dan bisa diangap melanggar HAM karena mengganggu kenyamanan para pasien.

“Kan sempat ke ruang penyakit dalam, yakni jantung. Bila yang penyakit jantung shok dan meninggal dunia, siapa yang bertanggungjawab,” tambah Fikri lagi.

Said Fariq, Tokoh Pemuda Jambi
Said Fariq, Tokoh Pemuda Jambi

Pendapat berbeda disampaikan Said Fariq, salah seorang tokoh pemuda di Jambi, yang menilai, tindakan Gubernur Zumi Zola itu adalah hak seorang kepala daerah yang ingin melihat langsung bagaimana pelayanan kesehatan di rumah sakit di wilayahnya.

Kepada kabarserasan.com yang menemuinya, Senin (23/01/2017) di Jambi, Said malah mengusulkan, Gubernur Zola menginvestigasi lebih mendalam, mengapa sampai terjadi, banyak perawat dan dokter jaga di Rumah Sakit Umum Jambi tidur saat bertugas

“Apa yang dilakukan Pak Gubernur tidak salah marah-marah terhadap kelalaian perawat dan dokter jaga yang tidur saat jaga. Itu manusiawi, karena itu suatu ekspresi kemarahan seorang gubernur,” papar Said, mahasiswa doktoral ilmu hukum Universitas jambi ini.

Hanya saja, Said mengatakan, jika ingin melakukan investigasi, tidak perlu dilakukan sang gubernur, tapi dengan memfungsikan Dewan Pengawas Rumah Sakit, atau sebuah tim independen. Namun terlepas dari itu Said berpendapat, rendahnya kualitas pelayanan tim medis rumah sakit itu, ada kaitan dengan tingkat kesejahteraan.

“Ini salah satu yang perlu diinvestigasi Pak Gubernur. Setahu saya, pihak Pemprov Jambi sudah memberikan insentif dan tunjangan yang tinggi termasuk kenaikan gajinya,” ujarnya.

Dirjen Otda Kemendagri, Sumarsono
Dirjen Otda Kemendagri, Sumarsono

Dari Jakarta, Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Sumarsono menyatakan, bias memahami tindakan Gubernur Jambi Zumi Zola ini, dalam kapasitasnya sebagai kepala daerah, yang menurutnya, memiliki wewenang untuk mengambil tindakan tegas terhadap pegawainya yang tidak disiplin.

“Itu sudah menjadi kewenangan pemimpin atau kepala daerah itu masing-masing diberikan diskresi sebagai pejabat daerah untuk mengambil tindakan terhadap jajaran staf di bawahnya,” ujar Sumarsono, yang kini menjadi Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta ini, Senin (23/01/2017) di Jakarta. (azi/Jun)

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here