Lampu PLN Sering Padam, Warga Tanjab Barat Terancam Gelap Gulita

Tanjungjabung, kabarserasan.com– Akibat kurangnya pasokan daya listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam satu bulan ini di Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjabbar), Jambi, membuat warga meradang.

Bagaimana tidak, kondisi pemadaman lampu listrik sudah tidak menentu. Bahkan lampu biyar pet seperti minum obat, tiga kali sehari.

“Sudah sering bang, lampu di Kota Kualatungkal ini kondisinya kaya orang minum obat aja setiap hari. Satu hari, dua sampai tiga kali lampu padam tanpa ada pemberitahuan dari pihak PLN,” ujar Eko, warga Kualatungkal ini.

Kemarahan warga cukup beralasan, lantaran sudah terjadi sejak satu bulan ini.Mereka khawatir perangkat elektronik di rumahnya bisa rusak dengan seringnya pemadam lampu secara mendadak.

“Bukan apa-apa bang, masyarakat takut, barang elektronik kami, seperti tv, lampu rumah, pengukus nasi listrik dan lainnya bisa cepat rusak bang. Siapa yang mau ganti. PLN?” ujarnya dengan nada keras.

Begitu juga dialami warga Batang Asam, pemadam listrik selalu dengan sistem bergilir.

“Setiap hari pemadaman listrik di desanya digilir dengan desa dan kecamatan lain, seperti Kecamatan Merlung dan Tebing Tinggi. Pemadaman bergilir ini dilakukan selama dua jam sehari,” tutur Mirwan.

Menyikapi keluhan warga ini, anggota Komisi ll DPRD Tanjab Barat, Heri Juanda menginginkan perhatian khusus dari pihak PT. PLN mulai dari struktur organisasi di Kualatungkal hingga ke pusat.

“Kita akan turun ke jalan kalau memang belum ada perhatian juga dari pihak PLN. Kita dukung kegiatan yang dilakukan oleh Bupati. PLN sepertinya menyepelekan pemerintah. Undangan rapat yang disampaikan sering tidak dihadiri GM PLN wilayah Sumbangsel dengan alasan tidak masuk akal,” kata Heri.

Politisi Demokrat ini merasa takut Kabupaten Tanjab Barat yang merupakan daerah kaya sumber energi penghasil gas terbesar di Provinsi Jambi terancam gelap gulita karna permasalahan dari pihak PLN.

“Wlayah yang belum teraliri listrik itu relatif kecil, mungkin persentasenya 30-40 persen. Yang kita maksud secara keseluruhan kita akan kegelapan kalau Rivah itu tidak bisa difungsikan ke depan,” tegasnya.

Heri Juanda tidak menginginkan wilayah Kualatungkal yang menjadi Ibu Kota Kabupaten Tanjab Barat menjadi gelap gulita karena menimbulkan permasalah baru akibat pemadam listrik tadi yang tidak jelas alasannya.

Bupati Tanjab Barat, Safrial mengungkapkan, pihaknya sudah berjuang dan berharap nantinya PLN bisa mengalirkan listrik ke rumah masyarakat Tanjab Barat seperti yang dibutuhkan.

“Jadi kita dapat gas 5 MMcmd yang di desa Pematang Lumut. Kemarin kita minta kepada PLN supaya PLTG sudah dipindah karna sumur Rivah di dekat bascamp Petrochina pematang lumut ini habis. PLTG bersama PLN  sudah oke, tinggal lagi berapa KWH yang dibutuhkan,” paparnya.

Bupati menyebut Pemkab Tanjab Barat hanya bertugas mencarikan solusi berupa sumber energi gas dan investor, selebihnya menjadi urusan PLN dan PLTG.

“Tinggal urusan PLTG dan PLN. Pemda sudah cukup mengantar, kita carikan gasnya kemudian kita carikan investor yang bangun pipanya,” tuturnya.

“Jika ini terealisasi, perusahaan Migas yang baru di Tanjab Barat agar tidak membuat kontrak berbunyi gas tertentu dengan SKK MIGAS, melainkan berbunyi gas dari Petrochina,” pungkas Syafrial. (azi)

Advertisement

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here