Palembang, Kabarserasan.com–Angkutan batubara dari Kabupaten Lahat dan Muara Enim ke Palembang, makin meresahkan masyarakat di sepanjang jalan yang dilewati. Tidak saja menimbulkan kerusakan jalan, tapi juga debu dan angka kecelakaan pun meningkat.
Kini kemarahan masyarakat makin terlihat dan peran Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin makin disorot. Sejumlah pegiat media sosial, yang disebut netizen, kini membuat semacam petisi, dengan hastag #SaveJalanPlgLayo.
Petisi yang diunggah oleh Febri Walanda, Presiden Mahasiswa Universitas Sriwijaya, menuliskan dalam pengantarnya bahwa persoalan angkutan batubara ini menjadi masalah bersama yang harus dipecahkan karena menyusahkan rakyat.
Sementara, pembangunan ‘double track’ untuk mengalihkan angkutan batubara dari jalan Palembang – Indralaya melalui jalur kereta api dianggap mangkrak. Akibatnya, truk pengangkut batubara masih terus melintas, walaupun Alex telah mengeluarkan larangan sejak tahun 2013.
Febri menganggap persoalan ini semua akibat ketidaktegasan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel. Mereka mengaku kerap terhalang menuntut ilmu di kampus karena kemacetan jalan.
“Terkadang kita batal wisuda karenanya, dan siapa sangka terkadang rakyat yang ingin beraktivitas mengais rezeki tersendat karenanya, bahkan lebih-lebih nyawa seringkali menjadi taruhannya,” katanya.
Dalam tuntutannya, Alex Noerdin diminta untuk segera menyelesaikan proyek pembangunan ‘double track’ jalan lintas Sumatera Palembang-Indralaya. Selain itu mendesak Pemerintah pusat untuk segera mempercepat pembangunan jalan TOL Palembang-Indralaya.
Secara tegas petisi ini juga meminta penerapan SK Gubernur Sumsel tentang “Larangan Angkutan Batubara Melintas di Jalan Umum” dan percepat penyelesaian pembangunan jalan khusus untuk angkutan batubara.
Sampai Senin malam ini (23/3/2015), petisi sudah ditandatangani 2.500 pendukung. Dibutuhkan 2.483 orang lagi untuk menggenapi petisi menjadi 5.000 dukungan. (ME-4)
